Rusia menyatakan secara sejarah berhak atas Krimea dan telah mengabaikan sanksi-sanksi baru Amerika yang diberlakukan terhadap Rusia karena mencaplok wilayah itu.
Kementerian Luar Negeri Rusia hari Sabtu (20/12) mengatakan sanksi-sanksi itu tidak akan memaksa Rusia menyerahkan Krimea karena Krimea merupakan "bagian bersejarah dan tidak terpisahkan dari Rusia."
Presiden Amerika Barack Obama telah memberlakukan larangan perdagangan yang luas di semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia melalui perintah eksekutif yang melarang ekspor barang dan jasa utama Amerika dan memblokir impor dari Krimea.
Pernyataan Gedung Putih hari Jumat (19/12) menyebutkan perintah itu "untuk memberi kejelasan sikap Amerika bagi perusahaan-perusahaan Amerika yang berbisnis di wilayah itu." Pernyataan itu juga menyebutkan tindakan Obama untuk menunjukkan bahwa Amerika "tidak akan menerima pendudukan Rusia" atas Krimea.
Krimea dulu adalah republik bekas Uni Soviet, tetapi tahun 1954 dijadikan Republik Sosialis Ukraina Soviet. Krimea tetap menjadi bagian Ukraina ketika negara itu merdeka seiring pecahnya Uni Soviet.
Larangan perdagangan itu termasuk sanksi terhadap 24 orang dan perusahaan yang diketahui mendukung kerusuhan di Ukraina timur. Parlemen Rusia April lalu memutuskan mencaplok wilayah itu, meski diprotes Uni Eropa dan Amerika.
Langkah-langkah Amerika itu mengikuti langkah serupa pekan ini oleh Uni Eropa dan Kanada.
Presiden Obama hari Kamis menandatangani undang-undang, mengizinkan sanksi-sanksi tambahan terhadap Rusia karena mendukung pemberontakan pro-Rusia berkelanjutan di Ukraina timur.