Tautan-tautan Akses

Rumah Sakit di Sulteng Persiapkan Diri Tangani Pasien Diduga Terinfeksi Virus Corona


Petugas Medis RSUD Anutapura Palu dalam kegiatan simulasi penanganan pasien diduga terinfeksi virus corona, 4 Maret 2020. (Foto: VOA/Yoanes Litha)
Petugas Medis RSUD Anutapura Palu dalam kegiatan simulasi penanganan pasien diduga terinfeksi virus corona, 4 Maret 2020. (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Dokter dan perawat di RSUD Anutapura Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Rabu, 4 Maret 2020 mengikuti kegiatan simulasi penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus korona. Di Sulawesi Tengah terdapat lima rumah sakit yang disiapkan sebagai rumah sakit rujukan penanganan infeksi virus corona tersebut.

Tujuh dokter dan sepuluh perawat di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu ikuti simulasi penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus corona. Rumah sakit Anutapura merupakan salah satu dari lima rumah sakit di Sulteng yang disiapkan sebagai rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus corona. Empat rumah sakit lainnya yaitu RSUD Undata Palu, RSUD Kolonedale di Kabupaten Morowali Utara, RSUD Mokopindo di Kabupaten Toli-Toli, dan RSUD Luwuk di Kabupaten Banggai.

Dokter Sarifudin, ahli paru Rumah Sakit Umum Anutapura mengatakan simulasi itu digelar sebagai bentuk kesiapan rumah sakit dalam merawat pasien yang dicurigai terinfeksi virus corona. Sejak ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan, maka telah dibentuk tim khusus yang beranggotakan tujuh dokter spesialis ahli paru, ahli mata, radiologi, penyakit dalam, THT dibantu 10 perawat terlatih.

Rumah Sakit di Sulteng Persiapkan Diri Tangani Pasien Diduga Terinfeksi Virus Corona
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:32 0:00

Rumah sakit juga memfungsikan bekas ruang perawatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai ruang observasi yang dapat menampung tiga pasien dan empat ruangan isolasi. Ruang isolasi yang pernah dimiliki rumah sakit itu rusak akibat gempa bumi tahun 2018 silam.

“Kalau pasiennya masih bisa rawat jalan kita isolasi di rumah. Kalau ternyata kondisinya berat sampai harus dirawat contohnya mungkin demam tinggi, batuk-batuk, sesak nafas, itu harus kita rawat, maka kita evaluasi di rumah sakit. Kita ambil sampel nasal swab-nya untuk kita kirim ke Jakarta. Nanti Jakarta yang akan menentukan apakah dia positif terkena corona virus atau tidak,” jelas Sarifudin.

Dia menambahkan simulasi itu penting untuk memastikan petugas medis mengikuti prosedur penggunaan alat perlindungan diri atau APD yang memadai agar tidak terpapar virus tersebut.

“Petugas kesehatan yang memeriksa pasien corona virus itu harus memakai lengkap pakaian APD mulai dari kacamata, masker M95 sampai dengan baju gaun dan sepatu boot,” tegas Sarifudin.

Dokter dan perawat melakukan observasi terhadap pasien dalam kegiatan simulasi penanganan pasien diduga terinfeksi virus corona di Anutapura Palu, 4 Maret 2020. (Foto: VOA/Yoanes Litha)
Dokter dan perawat melakukan observasi terhadap pasien dalam kegiatan simulasi penanganan pasien diduga terinfeksi virus corona di Anutapura Palu, 4 Maret 2020. (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Herry Mulyadi, Pelaksana tugas Direktur Rumah sakit Anutapura mengakui ada kebutuhan untuk menambah alat pelindung diri yang saat ini baru berjumlah 22 buah. Aturan penggunakan maksimal hanya satu kali pemakaian, maka baju khusus itu tidak digunakan dalam simulasi tersebut.

“Jadi mohon maaf simulasi tadi kita tidak mau menggunakan karena kami sangat terbatas kami punya alat pelindung diri. Jadi kami gunakan yang minimnya saja tetapi kita punya stok, khusus untuk penanganan itu”jelas Herry Mulyadi

Dia berharap melalui simulasi tersebut, dokter dan perawat telah memiliki kesiapan bila dibutuhkan untuk menangani pasien yang diduga terinfeksi virus corona di wilayah itu. [yl/jm]

XS
SM
MD
LG