Tautan-tautan Akses

Rumah Sakit di New Delhi Kewalahan di Tengah Kurangnya Oksigen


Pasien COVID-19 mendapatkan perawatan di bangsal korban di rumah sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), di tengah penyebaran penyakit di New Delhi, India, 15 April 2021. (Foto: REUTERS/Danish Siddiqui)
Pasien COVID-19 mendapatkan perawatan di bangsal korban di rumah sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), di tengah penyebaran penyakit di New Delhi, India, 15 April 2021. (Foto: REUTERS/Danish Siddiqui)

Para dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di New Delhi telah memperingatkan mengenai situasi mengerikan yang mereka hadapi dalam merawat pasien COVID-19, sementara India mencatat kasus virus corona yang mencapai rekor selama lima hari berturut-turut.

Selain menipisnya pasokan oksigen, unit-unit perawatan intensif beroperasi dengan kapasitas penuh dan hampir semua ventilator digunakan.

Pada hari Selasa, India mencatat tambahan 323.144 kasus baru, membuat totalnya lebih dari 17,6 juta, terbanyak kedua setelah AS.

India mengakhiri rekor lima hari berturut-turut kenaikan terbanyak kasus dalam satu hari dibandingkan dengan negara manapun selama pandemi ini, tetapi penurunan itu kemungkinan besar mencerminkan lebih sedikitnya tes pada akhir pekan dan bukannya berkurangnya penyebaran virus.

Kerabat menunggu di samping pasien Covid-19 yang berbaring di tandu di kompleks rumah sakit untuk masuk di New Delhi, 23 April 2021. (Foto: AFP/Maude Brulard)
Kerabat menunggu di samping pasien Covid-19 yang berbaring di tandu di kompleks rumah sakit untuk masuk di New Delhi, 23 April 2021. (Foto: AFP/Maude Brulard)

TV Inggris Sky News mengunjungi Aakash Healthcare Super Specialty Hospital di New Delhi, dan menyaksikan tekanan sangat besar yang dialami para staf medis sementara mereka berjuang untuk menyediakan cukup banyak oksigen dan tempat tidur bagi para pasien COVID-19.

Rumah sakit itu terpaksa menempatkan pasien di tenda-tenda darurat di halamannya, dengan berderet-deret pasien di tempat tidur yang menunggu oksigen.

“Situasinya kritis sekarang ini. Pandemi ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat hingga sekarang ini. Dan dua pekan ini akan menjadi neraka bagi kami,” kata Dr Shaarang Sachdev, yang bekerja di rumah sakit itu.

Dirjen WHO menyebut lonjakan kasus virus corona di India “sangat memilukan” dan mengatakan badan PBB itu telah mengirim pasokan penting ke negara tersebut, termasuk ribuan mesin oksigen portabel yang membantu pasien bernapas.

Direktur pengelola rumah sakit itu mengatakan kepada Sky News bahwa ia membeli oksigen “seharga emas. “

Dr Aashish Chaudry mengatakan para pemasok menaikkan harga.

“Oksigen harganya hanya sekitar 20-22 rupee per kilogram dan sekarang ini 50 rupee per kilogram,” ujarnya.

Ia menambahkan obat-obat seperti Remdesivir, yang terbukti bermanfaat dalam membantu pasien yang menderita karena virus corona, dijual dengan harga sepuluh kali lipat di pasar gelap.

India pada mulanya dianggap sebagai contoh sukses dalam mengatasi pandemi, tetapi virus corona kini menular cepat di populasi India yang mencapai sekitar 1,4 miliar, dan sistem kesehatan di sana mulai ambruk.

Dikecam karena kurangnya persiapan menjelang gelombang infeksi, pemerintah federal telah meminta para industrialis agar meningkatkan produksi oksigen dan obat-obat yang pasokannya kurang.

Tetapi banyak yang menyatakan itu telah terlambat – ini merupakan kegagalan besar bagi negara yang sebelumnya membanggakan diri sebagai model bagi negara-negara berkembang lainnya. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG