Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru Marco Rubio membahas "tindakan berbahaya dan tidak stabil yang dilakukan oleh China di Laut China Selatan" dengan mitranya dari Filipina pada Rabu (22/1). Ia juga menggarisbawahi komitmen pertahanan AS yang "kuat" kepada Manila.
"Menteri Rubio menyampaikan bahwa perilaku (China) merusak perdamaian dan stabilitas regional dan tidak konsisten dengan hukum internasional," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan tentang percakapan telepon antara Rubio dan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo.
Filipina telah terlibat dalam pertikaian di laut dengan China dalam dua tahun terakhir. Kedua negara tersebut telah berhadapan secara berkala di sekitar kawasan yang disengketakan di Laut China Selatan yang berada di dalam zona ekonomi eksklusif Manila.
Percakapan telepon Rubio itu menyusul pertemuannya dengan mitra-mitra dari Australia, India, dan Jepang dalam forum Quad yang berfokus pada China di Departemen Luar Negeri AS pada hari Selasa (21/1), sehari setelah Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih. Keempatnya berkomitmen kembali untuk bekerja sama.
Anggota Quad dan Filipina berbagi kekhawatiran tentang kekuatan China yang semakin meningkat dan para analis mengatakan pertemuan pada hari Selasa itu dirancang untuk mengisyaratkan keberlanjutan di Indo-Pasifik dan bahwa melawan Beijing akan menjadi prioritas utama bagi Trump.
Dalam percakapan telepon dengan Manalo, Rubio "menekankan komitmen kuat AS terhadap Filipina" di bawah Perjanjian Pertahanan Bersama mereka dan membahas cara-cara untuk memajukan kerja sama keamanan, memperluas hubungan ekonomi, dan memperdalam kerja sama regional, kata pernyataan itu.
Menjelang pelantikan Trump, Filipina dan AS melaksanakan rangkaian latihan maritim gabungan kelima di Laut China Selatan sejak aktivitas bersama itu diluncurkan pada tahun 2023.
Keterlibatan keamanan antara kedua sekutu tersebut telah meningkat pesat di bawah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., yang telah beralih lebih dekat ke Washington dan mengizinkan perluasan pangkalan militer yang dapat diakses oleh pasukan AS, termasuk fasilitas yang menghadap ke pulau Taiwan yang diklaim oleh China tetapi diperintah secara demokratis.
Saat mengunjungi Filipina pekan lalu, Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya mengatakan inisiatif trilateral untuk meningkatkan kerja sama yang diluncurkan oleh Jepang, AS, dan Filipina pada pertemuan puncak tahun lalu akan diperkuat ketika pemerintahan baru AS mulai berkuasa di Washington. [uh/ab]
Forum