Tautan-tautan Akses

Rombongan Lintas-Agama dari Bahrain Berkunjung ke Israel


Seorang pria tampak dengan latar belakang Kubah Shakhrah (kanan), di kota tua Yerusalem di kompleks yang dikenal oleh umat Muslim sebagai tempat suci dan disebut "Temple Mount" oleh umat Yahudi.
Seorang pria tampak dengan latar belakang Kubah Shakhrah (kanan), di kota tua Yerusalem di kompleks yang dikenal oleh umat Muslim sebagai tempat suci dan disebut "Temple Mount" oleh umat Yahudi.

Rombongan lintas-agama dari Bahrain berkunjung ke Israel di tengah-tengah kehebohan di Bahrain karena keputusan Presiden Amerika Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, dan menimbulkan kemarahan sebagian di negara pulau itu yang mendukung Palestina.

Kunjungan rombongan itu diadakan setelah dua orang ulama atau rabbi Yahudi yang berbasis di Amerika mengatakan bahwa Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa berpendapat bahwa pemboikotan Israel yang sudah lama oleh negara-negara Arab seharusnya diakhiri.

Sekalipun para pengurus kunjungan itu telah berkali-kali menyebut kunjungan mereka sebagai non-politis, waktu kunjungan itu diadakan sementara Bahrain semakin kelihatan sebagai contoh bagi negara-negara Arab Teluk lain untuk melihat apa yang dapat terjadi kalau mereka mengakui Israel.

Rombongan 30 orang dari Bahrain itu yang terdiri dari, antara lain, penganut Buddha, Kristen, Hindu, Yahudi dan Muslim, terbang ke Israel untuk menghadiri acara pertemuan lintas-agama. Mereka berencana mengunjungi universitas-universitas dan berbicara dengan para pejabat disana mengenai topik-topik yang menjadi minat bersama, kata Rabbi Abraham Cooper dari Simon Wiesenthal Center yang berbasis di Los Angeles.

Raja Hamad menjamu Cooper dan seorang rabbi lain bulan Februari dari Simon Wiesenthal Center. Bulan September, putra Raja Hamad, Pangeran Nasser bin Hamad Al Khalifa, pergi ke pusat tersebut untuk mempromosikan deklarasi toleransi beragama yang ditandatangani raja tersebut. [gp]

XS
SM
MD
LG