Para periset di Maine berupaya mencari cara baru untuk melawan penyakit itu tanpa efek samping kemoterapi.
Para periset di Laboratorium Jackson sedang mempelajari sel-sel tikus. Sebagian di antaranya sel normal, dan sebagian lainnya sel kanker. Sebagian sel-sel kanker tampak sedang menghancurkan diri. Para periset telah memberi sel-sel itu sejenis molekul yang mendorong sel-sel tersebut menghancurkan diri.
Kevin Mills menjelaskan, "Kami telah menemukan sebuah program genetika yang kami yakin bisa diarahkan untuk memicu kehancuran sel kanker.”
Begini caranya: sel-sel kanker bermutasi dengan cepat, sehingga susah dilawan. Tetapi sel-sel kanker juga bisa mencegah supaya mutasi tersebut tidak terkendali. Jenis molekul baru ini menghilangkan kemampuan kanker untuk mengendalikan proses mutasi.
“Molekul kami mencampuri mekanisme perlindungan yang diperlukan sel-sel kanker tetapi tidak diperlukan sel-sel normal dan program mutasi dalam sel kanker itu menyebabkan sel kanker melakukan bunuh diri,” tambah Mills.
Pakar onkologi Thomas Openshaw menyambut baik kabar itu, tetapi masih menunggu hasil uji coba pada manusia.
“Jelas bahwa ini adalah sebuan enzim yang ada dalam sel-sel normal dan pertanyaannya adalah apa dampak enzim ini pada manusia, dan kita belum tahu jawabannya,” ujarnya.
Kevin Mills mengatakan terapi baru ini tidak menyebabkan efek samping kemoterapi, dan mungkin bisa mengobati segala jenis kanker.
“Data terbaik kami sekarang ini mengisyaratkan bahwa banyak pasien leukemia dan limfoma bisa mendapat manfaat dari cara pengobatan ini… demikian pula para pasien kanker lambung tertentu, kanker payudara dan kami harap pasien kanker lainnya juga bisa mendapat manfaatnya,” kata Mills.
Mills mengatakan terapi baru ini efektif pada sel-sel kanker manusia di laboratorium, tetapi uji coba manusia dengan pasien kanker, baru akan dilakukan setahun lagi. [vm/ii]