Sudah nonton film “The Adventure of Tintin’? atau “The Hobbit: An Unexpected Journey” dan “The Desolation of Smaug”?
Rini Sugianto adalah salah satu animator yang ikut menggarap film-film laris tersebut. Ia adalah seorang character animator yang beberapa waktu lalu bekerja di Tippet Studio, Berkeley, California dan ikut menggarap film “Ted 2.”
Tugas seorang animator adalah menggerakkan karakter digital atau karakter 3D. “Dulunya animation mulainya dari 2D dan drawing seperti film Disney. Sekarang semuanya lebih ke arah digital. Seperti memberikan kehidupan atau nyawa ke karakter animasi,” tambah Rini.
Membuat sebuah karakter menjadi hidup bukanlah pekerjaan mudah. Menurut Rini, seorang animator harus mampu berorientasi pada detil dan harus terus berlatih untuk mengasah kemampuannya.
“Waktu belajar dulu, saya tidak pernah memperhatikan, kalau orang nengok dari kanan ke kiri seperti apa sih? Biasanya cuma kepalanya saja yang nengok. But it’s not like that, yang gerak dulu badannya, baru kepalanya,” jelas Rini menggambarkan betapa seorang animator harus memperhatikan hingga ke hal yang sangat detil.
Rini yang merupakan arsitek lulusan Universitas Parahyangan, Bandung ini awalnya belajar teknologi digital 3D untuk membuat bangunan. Dari situ ia lantas tertarik pada bidang animasi dan melanjutkan kuliah pasca sarjana di Academy of Art University di San Francisco.
Lulus kuliah tahun 2005, Rini pun mulai bekerja sebagai character animator, di antaranya untuk Weta Studio di Selandia Baru, milik sutradara terkenal Peter Jackson. Di sana ia juga ikut menggarap film “The Avengers,” “Iron Man 3,” dan “Hunger Games: Catching Fire.”
Beberapa waktu yang lalu Rini ikut mengerjakan animasi untuk film “Ted 2” di Tippet Studio. Rini adalah satu-satunya warga Indonesia yang bekerja di studio tersebut dan keberadaannya dianggap membawa warna lain dalam dinamika bekerja.
Ben Von Zastrow, Technical Director Tippett Studio mengatakan, “Menurut saya penting bagi tempat ini untuk mempunyai berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Setiap orang membawa cara kerjanya yang khas dan juga membawa nilai budaya sendiri dalam cara kerja mereka. Saya rasa hal ini ikut membantu menyelesaikan masalah yang mungkin dihadapi dalam pekerjaan sehari-hari.”
Rini menikmati bekerja di industri ini karena sifatnya yang dinamis. Ia juga memiliki program pelatihan animasi online bagi para animator di Indonesia yang menurutnya memiliki banyak potensi.
Sebelum menutup wawancaranya dengan VOA, Rini menitipkan pesan kepada mereka yang ingin menjadi animator handal agar terus memperhatikan setiap detil, selalu kerja keras, terus berlatih dan yang penting, jangan pernah menyerah.