Perasaan rindu akan tanah air kerap dialami diaspora yang tinggal jauh dari tanah air, seperti yang dirasakan Diah Mustika Dewi yang tinggal di Richmond, Virginia,
”Fun pertama kali dan keduanya ngeliat ternyata musik tradisional kita itu gak kalah kerennya, mungkin kalo waktu saya di Indonesia dulu kayaknya gak begitu menarik, pas kita keluar dari Indonesia ternyata musik-musik gamelan yang kita jarang denger lebih menarik dan betul-betul orang lain aja bisa tertarik, kenapa kita nggak.
Diah Mustika Dewi kemudian menuangkan kerinduan tersebut dengan mulai belajar musik angklung. Bersama diaspora lain yang juga tidak memiliki latar belakang musik, sejak tahun lalu ia berlatih setelah menerima sumbangan alat musik ini dari Kedutaan Besar RI di Washington DC.
Sita Rachmat Nuenighoeff adalah pengajar kelompok angklung ini. "Kita semua memang tidak ada background musik ya, tapi at least kita tuh selalu ikut musik waktu di SMP SMA ya dulu, kayaknya kita karena notasinya familiar gitu ya, jadi ya gak terlalu susah," jelasnya.
Walau awalnya ada keraguan untuk bermain angklung, tapi karena dibarengi dengan kegiatan klub buku dan sambil menyantap masakan tanah air, latihan pun berjalan lancar. Bahkan Diah mengajak putrinya, Dinda Williamson untuk bersama-sama belajar angklung.
“Sepertinya sangat menyenangkan, dan ternyata memang menyenangkan dan mudah dipelajari,” komentarnya.
Walau kelompok ini baru dan masih banyak belajar, mereka sudah pernah mempromosikan angklung ke salah satu SMU di Richmond. "Karena keinginan kami, kalau sudah pinter sekali bisa nanti ada pertunjukan dengan high school, murid-murid high school di sini atau middle school ya, sekalian untuk memperkenalkan ini loh angklung dari Indonesia," jelasnya.
Kini jumlah anggota yang rutin berlatih sekitar 10 orang, namun Sita berharap bisa menarik lebih banyak anggota dan memperkenalkan angklung ke lebih banyak sekolah di Richmond. [nis-my/es]
Forum