Ribuan orang berunjuk rasa di ibu kota Moldova hari Minggu (19/2). Mereka menuntut pemerintahan baru yang pro-Barat untuk menanggung sepenuhnya tagihan pemanas ruangan mereka selama musim dingin di tengah krisis biaya hidup dan meroketnya inflasi.
Unjuk rasa itu digelar oleh sebuah kelompok yang baru terbentuk, bernama Gerakan untuk Rakyat, dan didukung oleh anggota Partai Shor yang bersahabat dengan Rusia dan menduduki enam dari 101 kursi di parlemen negara bekas Soviet itu.
Sebagian pengunjuk rasa yang berkumpul di Chisinau menuntut pengunduran diri presiden negara itu, dengan meneriakkan “Ganyang Maia Sandu!”
Sebagian lain mengangkat poster-poster dengan wajah beberapa pemimpin dan politisi Moldova yang disandingkan dengan rumah-rumah besar dan mobil-mobil mewah.
“Mereka punya jutaan. Kami mati kelaparan,” kata mereka.
Puluhan pengunjuk rasa tandingan yang propemerintah pun berkumpul di dekat mereka untuk mendukung pemerintahan Maia Sandu.
“Mereka semua menyukai euro dan uang, mereka semua menyukai jalanan yang bagus, tapi mereka mendukung Shor!” kata seorang perempuan.
Pada 13 Februari lalu, Sandu memaparkan apa yang ia klaim sebagai dugaan plot oleh Moskow untuk menggulingkan pemerintahannya untuk menempatkan negara itu “di bawah kendali Rusia,” dan untuk menggagalkan kemungkinan negara itu bergabung dengan Uni Eropa suatu hari nanti.
“Melalui tindak kekerasan, terselubung protes yang disebut oposisi, pergantian kekuasaan di Chisinau akan dipaksakan,” katanya. “Dalam menjalankan rencana tersebut, para penyusunnya mengandalkan beberapa kekuatan dari dalam, khususnya kelompok-kelompok kriminal seperti formasi Shor dan semua turunannya.”
Rusia dengan keras membantah klaim tersebut.
Serangkaian unjuk rasa antipemerintah yang digagas oleh Partai Shor mengguncang Moldova musim gugur lalu karena krisis energi yang parah melanda negara itu setelah Rusia mengurangi secara drastis pasokan gas alam.
Hampir secara bersamaan, pemerintah Moldova meminta Mahkamah Konstitusi negara itu untuk menyatakan Partai Shor ilegal.
Kantor kejaksaan antikorupsi negara itu menuduh demonstrasi-demonstrasi tersebut sebagiannya didanai Rusia.
Partai Shor pada hari Minggu menuduh pihak berwenang mengerahkan ribuan polisi “untuk menggagalkan demonstrasi dan menghentikan orang-orang memasuki” ibu kota.
Ketua Partai Shor, Ilan Shor, adalah seorang oligarki Moldova yang saat ini mengasingkan diri di Israel.
Ia terlibat dalam kasus pencurian bank senilai $1 miliar dan belum lama ini disebut bekerja untuk kepentingan Rusia dalam daftar sanksi Departemen Luar Negeri AS. [rd/ka]
Forum