Pria berusia 25 tahun itu menari, tersenyum dan melambaikan bendera kecil Filipina di atas kendaraan berhias, terlindung dari sengatan matahari tropis, dengan para petugas yang memegang payung merah muda, sementara sebagian penyambut memanjat tiang-tiang listrik untuk melihat sekilas Ratu Sejagat atau Miss Universe yang dimenangkan oleh Filipina.
Lalu lintas Manila yang sudah terkenal macet itu terhenti oleh konvoi yang dilengkapi polisi pengawal bersepeda-motor serta pemblokiran jalan sementara meriam konfeti menyemburkan serpihan kertas berwarna-warni menghujani kerumunan, dan terpaksa didorong mundur oleh sejumlah petugas.
"Saya terpana ketika melihatnya dan dia melihat saya!," kata Ednor Yaunbaes, 22 tahun, ketika ia mengibarkan bendera merah muda.
"Setidaknya saya bisa mengatakan, sebelum saya meninggal, saya sudah melihat Miss Universe," ujarnya dengan bangga.
Polisi Manila memperkirakan di pemberhentian terakhir saja dari parade tiga jam itu, sekitar 10.000 orang menonton iring-iringan mobil yang membawa Ratu Sejagat itu melalui kota metropolitan yang padat dan dihuni 12 juta orang.
Miss Filipina, Catriona Gray, seorang mahasiswi teori musik berusia 24 tahun, menyisihkan lebih dari 90 kontestan dari seluruh dunia dalam lomba Miss Universe ke-67 yang diselenggarakan di Bangkok bulan Desember lalu.
Kontes ratu kecantikan merupakan tontonan yang tidak boleh dilewati di negara berpenduduk 106 juta orang itu, dan para pemenang gelar ratu dunia itu diperlakukan seperti pahlawan. (ps/jm)