Para korban akibat kekerasan terbaru antara umat Muslim dan Budha, hari Minggu melarikan diri ke kamp-kamp pengungsi yang sudah padat di pesisir barat negara itu, sementara seorang pejabat senior PBB mengatakan kekerasan itu telah menyebabkan lebih dari 22.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Kapal-kapal yang mengangkut sebagian korban tiba di luar ibukota, Sittwe. Mereka berbondong-bondong masuk ke kamp Thechaung, yang sudah menampung puluhan ribu umat Muslim Rohingya yang melarikan diri setelah kekerasan bulan Juni.
Pemerintah Burma mengatakan korban tewas mencapai 67 orang dalam seminggu ini, 95 orang lainnya cedera dan 2.818 rumah terbakar habis sejak hari Minggu hingga Kamis di tujuh kota di negara bagian Rakhine. HRC mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan lebih tinggi.
Gelombang kekerasan terbaru ini menjadikan total jumlah pengungsi hampir 100.000 sejak bentrokan pecah bulan Juni. Ketegangan antara umat Muslim dan Budha di negara Rakhine sudah berakar selama puluhan tahun terkait asal usul Muslim Rohingya. Meski banyak umat Rohingya yang telah hidup di Burma turun temurun, mereka dianggap sebagai penyusup dari Bangladesh yang ingin merebut lahan.
Saat ini, umat Rohingya menghadapi diskriminasi negara – sebuah kebijakan yang didorong rezim militer Burma sebelumnya guna meraih dukungan populer dari anggota masyarakat.
Kapal-kapal yang mengangkut sebagian korban tiba di luar ibukota, Sittwe. Mereka berbondong-bondong masuk ke kamp Thechaung, yang sudah menampung puluhan ribu umat Muslim Rohingya yang melarikan diri setelah kekerasan bulan Juni.
Pemerintah Burma mengatakan korban tewas mencapai 67 orang dalam seminggu ini, 95 orang lainnya cedera dan 2.818 rumah terbakar habis sejak hari Minggu hingga Kamis di tujuh kota di negara bagian Rakhine. HRC mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan lebih tinggi.
Gelombang kekerasan terbaru ini menjadikan total jumlah pengungsi hampir 100.000 sejak bentrokan pecah bulan Juni. Ketegangan antara umat Muslim dan Budha di negara Rakhine sudah berakar selama puluhan tahun terkait asal usul Muslim Rohingya. Meski banyak umat Rohingya yang telah hidup di Burma turun temurun, mereka dianggap sebagai penyusup dari Bangladesh yang ingin merebut lahan.
Saat ini, umat Rohingya menghadapi diskriminasi negara – sebuah kebijakan yang didorong rezim militer Burma sebelumnya guna meraih dukungan populer dari anggota masyarakat.