Ribuan orang terus meninggalkan Pulau Santorini, Yunani, lewat jalur laut dan udara untuk hari ketiga, Selasa (4/2), di tengah rangkaian gempa bumi tak terduga yang mengguncang destinasi wisata populer itu.
Sekitar 6.000 orang telah meninggalkan pulau yang terkenal dengan tebing spektakulernya dan gunung berapi tidak aktif itu, setelah ratusan gempa mengguncang sejak pekan lalu, menurut pejabat setempat.
Gempa bermagnitudo 4,9 mengguncang, Selasa (4/2) pagi, di tengah rentetan gempa kecil lainnya. Tidak ada laporan korban luka atau kerusakan di Santorini maupun di pulau-pulau tetangga seperti Anafi, Ios, dan Amorgos, yang terjadi akibat aktivitas seismic tersebut.
Para ahli menyebut wilayah itu belum pernah mengalami aktivitas seismik sebesar ini dalam sejarah dan belum dapat memperkirakan berapa lama akan berlangsung.
"Ini pertama kalinya hal ini terjadi, kami belum pernah melihat (gempa seperti ini) sebelumnya," kata Athanassios Ganas, direktur penelitian di lembaga geodinamika observatorium nasional, kepada TV pemerintah ERT.
Ia mencatat bahwa wilayah tersebut telah dilanda lebih dari 40 gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 4,0 dalam 72 jam terakhir.
Santorini berada di atas gunung berapi yang terakhir meletus pada 1950, tetapi komite ahli pada Senin menegaskan bahwa fenomena saat ini "tidak terkait dengan aktivitas vulkanik."
Penjaga pantai Yunani melaporkan bahwa lebih dari 4.600 orang telah meninggalkan pulau itu dengan feri sejak Minggu.
Maskapai utama Yunani, Aegean Airlines, menyatakan telah menerbangkan hampir 1.300 orang dari Santorini pada Senin, dengan delapan penerbangan tambahan yang dapat mengangkut 1.400 penumpang dijadwalkan pada Selasa.
Layanan feri ke Santorini juga ditingkatkan.
Sekolah-sekolah di keempat pulau itu ditutup hingga Jumat sebagai langkah pencegahan, mendorong banyak keluarga dengan anak-anak untuk meninggalkan daerah tersebut hingga situasi membaik.
Santorini dikunjungi sekitar 3,4 juta wisatawan pada 2023. [ah/es]
Forum