Ribuan demonstran kembali turun ke jalan-jalan utama di Paris hari Sabtu (16/3), menjarah toko-toko dan tempat usaha di kawasan Champs Elysees dan melempari polisi dengan batu.
Polisi membalas dengan tembakan gas air mata dan meriam air. Tapi ada juga demonstrasi damai yang diikuti oleh puluhan ribu orang, yang menunjukkan betapa kompleks dan beragamnya aksi protes massal yang tampaknya tidak punya pimpinan tunggal itu.
Perdebatan publik yang telah berlangsung selama delapan minggu, yang dimulai oleh Presiden Emmanuel Macron agaknya tidak berhasil menenangkan kemarahan publik. Sebagian orang menganggapnya sebagai usaha Macron untuk mengikut-sertakan rakyat dalam sistem demokrasi baru yang lebih terbuka, tapi lainnya mengatakan, semua itu hanyalah usaha untuk menenangkan massa.
Setelah mengadakan ribuan rapat umum, Perancis agaknya mulai memasuki tahapan baru untuk menghadapi berbagai aspek kemarahan rakyat dan mencari solusi bagi demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok “rompi kuning” itu.
Diantara topik yang memicu krisis itu adalah tingginya pajak-pajak, kurangnya pelayanan publik, masalah demokrasi dan lingkungan, dan juga kurangnya bidang pekerjaan dan kebijakan imigrasi. (ii)