Tautan-tautan Akses

RI Serukan Dunia Internasional Sampaikan Harapan yang Sama ke Taliban


Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjawab pertanyaan wartawan setelah pertemuan bilateral dengan Menlu AS Antony Blinken, di Washington DC, Selasa, 3 Agustus 2021. (Foto: Jose Louis Magana/AP)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjawab pertanyaan wartawan setelah pertemuan bilateral dengan Menlu AS Antony Blinken, di Washington DC, Selasa, 3 Agustus 2021. (Foto: Jose Louis Magana/AP)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerukan masyarakat internasional untuk bersatu dalam menyampaikan harapan yang sama kepada pemerintahan Taliban.

Indonesia menyerukan masyarakat internasional untuk bersatu dalam menyampaikan sejumlah harapan yang sama kepada pemerintahan Taliban. Hal itu dilakukan menyusul kekhawatiran Indonesia bahwa kemajuan di sejumlah bidang yang telah dicapai di negara tersebut dapat mengalami kemunduran, termasuk bidang pembangunan dan pemberdayaan perempuan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan ada jumlah harapan terkait hal tersebut, di antaranya desakan terbentuknya pemerintahan inklusif di Afghanistan, penghormatan hak asasi manusia, khususnya hak-hak perempuan. Juga harapan untuk memastikan agar wilayah Afghanistan tidak dijadikan basis dan wilayah pelatihan untuk kegiatan terorisme.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kanan) berpose bersama Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Truss setelah melakukan pertemuan di sela Sidang Majelis Umum PBB yang ke-76 di New York, Amerika Serikat, pada 20 September 2021. (Foto: Kementerian
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kanan) berpose bersama Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Truss setelah melakukan pertemuan di sela Sidang Majelis Umum PBB yang ke-76 di New York, Amerika Serikat, pada 20 September 2021. (Foto: Kementerian

“Saya menyampaikan pentingnya Taliban memenuhi janji-janji yang telah disampaikan dan diperlukan langkah nyata untuk memenuhi janji tersebut," tegas Retno dalam jumpa pers yang disiarkan secara virtual dari New York, Amerika Serikat, Kamis (23/9). Ia menghadiri Pertemuan Menlu G20 yang membahas isu Afghanistan di sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Retno juga menyampaikan pentingnya semua negara anggota G20 untuk berkontribusi dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan. Dia menegaskan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Afghanistan adalah prioritas utama.

Karena itu, Retno mengimbau masyarakat internasional untuk dapat membantu rakyat Afghanistan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Caranya, menurut Menlu, adalah dengan mempercepat vaksinasi melalui mekanisme donasi vaksin bagi Afghanistan dan memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya.

Menurut Retno, semua bantuan kemanusiaan internasional harus menyasar kepada rakyat Afghanistan yang membutuhkan. Ia juga menggarisbawahi bahwa pendekatan pembangunan harus menjadi bagian dari strategi pembangunan bangsa di negara Asia Tengah tersebut.

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Paramadina, Teuku Rezasyah, mengatakan G20 memiliki ketakutan karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan Afghanistan.

Dr. Teuku Rezasyah, Pengamat Hubungan Internasional (foto: courtesy).
Dr. Teuku Rezasyah, Pengamat Hubungan Internasional (foto: courtesy).

Rezasyah memperingatkan agar masyarakat internasional harus solid dalam membantu Taliban mengurus Afghanistan. Tanpa usaha tersebut, katanya, maka China berpeluang menjadi pihak yang diuntungkan.

"Nanti bisa berbondong-bondong bantuan dari China langsung menjawab kebutuhan Afghanistan. Karena Afghanistan pasti perlu bantuan pemberdayaan, bantuan pemulihan ekonomi, bantuan infrastruktur, bantuan citra baru di dunia. China kan memiliki kemampuan individual untuk melakukan itu," ujar Rezasyah.

Sebab itu, lanjut Rezasyah, G20 dinilai harus berusaha mencari formula yang bisa dijadikan sebagai skema multilateral untuk membantu Afghanistan, sehingga melibatnya banyak negara di dunia, termasuk dari Eropa Barat, Amerika, Asia Tenggara dan Asia Timur. Alhasil, menurut Rezasyah, China tidak bisa mengklaim sebagai satu-satunya negara yang bisa membantu proses restrukturisasi di Afghanistan.

Tentara Taliban menyaksikan perempuan Afghanistan yang melakukan demonstrasi menuntut hak yang lebih baik bagi perempuan di depan bekas Kementerian Urusan Perempuan di Kabul pada 19 September 2021. (Foto: AFP)
Tentara Taliban menyaksikan perempuan Afghanistan yang melakukan demonstrasi menuntut hak yang lebih baik bagi perempuan di depan bekas Kementerian Urusan Perempuan di Kabul pada 19 September 2021. (Foto: AFP)

Rezasyah mencemaskan kalau Taliban tidak dibantu dan sibuk dalam proses pembangunan di Afghanistan maka euforia kemenangan Taliban dianggap sebagai kemenangan Islam yang akan tertular hingga ke Timur Tengah. Apalagi Taliban sudah menyatakan tidak akan pernah mengakui Israel.

Rezasyah menambahkan bahwa semua sektor di Afghanistan harus serentak diberdayakan, terutama pertanian, fiskal, dan manufaktur.

RI Serukan Dunia Internasional Sampaikan Harapan yang Sama ke Taliban
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:50 0:00

Ia menengarai sebagai timbal balik atas pemberdayaan itu, maka pemerintah Taliban dapat memberikan konsesi pengelolaan sumber daya alam kepada negara-negara yang berkontribusi terhadap pembangunan dan restukturisasi di Afghanistan.

Rezasyah menegaskan Afghanistan yang stabil, damai dan berdaulat di bawah kendali Taliban juga menjadi kepentingan masyarakat internasional. Jika Afghanistan tidak terkendali, katanya, maka dampaknya akan terasa di mana-mana. [fw/ah]

Recommended

XS
SM
MD
LG