Momen menyentuh dan terkadang memilukan hati terlihat selama reuni keluarga Korea pada hari Jumat (23/10), menggambarkan pengorbanan ribuan keluarga yang terkena dampak pemisahan wilayah itu.
Reuni ini juga menyoroti ikatan kuat orang-orang Korea, meskipun terputus satu sama lain selama lebih dari setengah abad oleh perbatasan yang dipantau dengan senjata berat dan ideologi politik yang berbeda.
Gambar-gambar dari kelompok pertama yang terdiri dari 500 lebih warga Korea Utara dan Selatan dalam reuni tiga hari ini mendokumentasikan pelukan gembira pada awal perjumpaan dan pelukan penuh air mata pada saat perpisahan.
Palang Merah Korea menganjurkan agar para peserta menghindari topik kontroversial yang mungkin didengar oleh para pejabat Korea Utara yang memantau acara tersebut.
Sebaliknya mereka berbicara tentang keluarga, mengenang masa lalu, dan diam-diam menilai bagaimana kehidupan mereka menjadi berbeda dari waktu ke waktu di bawah pemerintahan otoriter dibanding pemerintahan demokratis.
Tapi bagi banyak peserta dan pengamat, reuni ini membuat pernyataan politik yang kuat. [as]