Tautan-tautan Akses

Rencana Tarif Impor AS Bisa Picu Banjir Baja, Aluminium di Asia


Pekerja memotong baja di Qingdao, selatan Provinsi Shandong, China, 18 Januari 2018.
Pekerja memotong baja di Qingdao, selatan Provinsi Shandong, China, 18 Januari 2018.

Rencana Presiden Donald Trump untuk menerapkan tarif tinggi untuk impor baja dan aluminium akan menjadikan Asia Tenggara tempat perburuan pembeli baru bagi sejumlah produsen global. Akibatnya, baja dan aluminium akan membanjiri pasar hingga menurunkan harga dan memaksa produsen untuk menghentikan produksi.

Produsen China akan berusaha meningkatkan ekspor ke negara-negara berkembang seperti Filipina dan Vietnam. Tapi, produsen baja China bisa menghadapi kompetisi ketat dari produsen lain, seperti Rusia, Ukraina, dan Turkey, kata para pejabat dan pedagang, Jumat (2/3), seperti dikutip Reuters.

Baca: Pasar Saham AS Kembali Anjlok Pasca Pengumuman Tarif Baja, Aluminium

Sedangkan produk aluminium China yang mungkin mengambil cara yang sama, akan menghadapi kompetisi dari produsen Thailand dan Korea Selatan.

Trump mengatakan bea impor sebesar 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium akan diumumkan resmi minggu depan dan dia yakin langkah itu akan melindungi lapangan pekerjaan untuk warga Amerika.

Korea Selatan sebagai pemasok baja terbesar ketiga untuk Amerika Serikat, setelah Kanada dan Brazil, akan paling terdampak dengang kebijakan ini. Pemasok lain adalah Jepang, Taiwan dan India.

Sedangkan China, meski tercatat sebagai produsen baja terbesar di dunia, hanya menyumbangn 2,9 persen dari impor baja Amerika, menurut data yang dikumpulkan oleh Wood Mackenzie. Amerika Serikat, negara pengimpor baja terbesar di dunia, mengimpor 35,6 juta ton baja setiap tahunnya.

Beberapa produk-produk China yang seharusnya diekspor ke Amerika, akan dialihkan ke Asia Tenggara, kata Roberto Cola, Wakil Presiden Dewan Baja dan Besi ASEAN.

Baca: AS Pertimbangkan Bea Impor Atas Baja dan Aluminium China

“Akan ada kelebihan pasokan di kawasan ini dan harga akan turun. Ini bagus untuk konsumen,” kata Cola.

Dengan beberapa negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, termasuk Filipina dan Vietnam, negara-negara ASEAN berada di antara pembeli baja utama di dunia. Sebagian besar karena negara-negara itu memiliki kapasitas produksi domestik yang terbatas dan lebih tinggi biayanya.

ASEAN menyumbang seperempat dari total ekspor baja China pada 2017, kata Cola. [ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG