Tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) melaporkan telah menyuntikkan vaksin kepada total 121 orang relawan. Rinciannya, 100 relawan uji klinis disuntik pada Jumat (14/8) dan 21 relawan yang disuntik pada Selasa (11/8).
Uji klinis vaksin tahap tiga ini dilakukan di enam lokasi, yakni Rumah Sakit (RS) Pendidikan Unpad, Balai Kesehatan Unpad Dipatiukur, dan empat Puskesmas yang tersebar di Kota Bandung.
Salah satu relawan yang disuntik di Puskesmas Dago, Gunita Sri, mengatakan dia mendaftar menjadi relawan setelah diberitahu tantenya soal uji klinis ini.
“Infonya mah dari tante. Kebetulan di puskesmas. Cuma kalau untuk ikut (uji klinis), itu dari diri sendiri. Nggak ada yang nyuruh,” ujarnya kepada VOA saat ditemui di depan Puskesmas Dago.
Gunita mengatakan, dia tergerak mendaftar supaya dapat berkontribusi bagi masyarakat luas. Mahasiswi ini mengatakan memang gemar bergabung sebagai relawan dalam berbagai kegiatan sosial di Kota Bandung.
“Yang pertama suka ikutan relawan apapun, karena ingin mengisi waktu positif. Ini kan jenisnya bukan cuma beberapa kelompok, tapi buat kita semua, buat kita sendiri kita juga, dan keluarga,” tambahnya.
Uji Klinis Dipandang Sinis
Gunita adalah satu dari 1.500-an relawan yang mendaftarkan diri untuk uji klinis tahap 3 vaksin kerjasama FK Unpad dan PT Bio Farma. Per Jumat (14/8), tim uji klinis sudah menerima pendaftaran dari 1.548 orang dari total target 1.620 relawan.
Tahap 3 uji klinis vaksin adalah tahap terakhir sebelum sebuah vaksin bisa diproduksi massal dan digunakan secara darurat. Uji klinis tahap 3 akan berlangsung enam bulan untuk melihat apakah ribuan individu mengembangkan imunitas terhadap Covid-19. Jika berhasil, vaksin tersebut akan diproduksi massal oleh BUMN produsen vaksin, PT. Bio Farma.
Namun uji klinis ini tak lepas dari komentar sinis sejumlah pihak. Ada kelompok yang mempertanyakan kenapa Indonesia tidak membuat vaksin sendiri dan malah mendatangkan vaksin yang dikembangkan Sinovac, perusahaan China.
Indonesia memang sedang mengembangkan vaksin “Merah Putih” lewat kerja sama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan beberapa institusi. Namun pengembangannya baru akan selesai pada pertengahan 2021.
Sementara Presiden Joko Widodo mengatakan membuka diri untuk bekerja sama dengan negara manapun untuk segera menyediakan vaksin di Tanah Air.
Jokowi berharap uji klinis di FK Unpad dapat berhasil sehingga vaksinasi bisa dimulai pada awal 2021.
Gubernur Berupaya Kikis Keraguan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun mendaftarkan diri sebagai relawan uji klinis vaksin. Ia mengatakan akan disuntik paling cepat pekan depan.
“Sedang persiapan fisik. Secara psikologis baik, secara klinis juga baik. Mohon doanya mudah-mudahan dilancarkan,” tambahnya dalam konferensi pers di Gedung Pakuan, kediaman resmi Gubernur Jabar, Sabtu (15/8) sore.
Ridwan Kamil menyatakan ikut serta untuk mengikis keraguan di masyarakat. Selain Gubernur, Pangdam Siliwangi dan Kapolda Jabar juga telah mendaftarkan diri.
"Tadinya pak Ketua (DPRD) juga mau ikut, tapi karena beliau sudah senior, di atas 59 ya, pak! Jadi memang belum memungkinkan,” tambahnya.
Sementara bagi Gunita, pembuktian vaksin ini memang butuh proses. Dia menegaskan, bukti akan muncul lewat tindakan, bukan 'ngomong aja' tanpa ada aksi.
“Vaksin ini tuh sebagai proses, kalau sudah ada hasilnya pasti jadi bukti kalau ternyata vaksin ini tuh bisa dan berhasil,” tambahnya. [rt/ft]