YOGYAKARTA —
Komunitas pecinta Gus Dur (Gusdurian) dan Jangkar (Jaringan Kerja Relawan Jokowi-JK) di Yogyakarta menyatakan bergabung dan bersama-sama mendukung Jokowi dan Jusuf Kalla memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden 2014.
Kelompok ini menyumbangkan satu unit mobil untuk operasional jaringan dalam melaksanakan aktivitas untuk mensukseskan pasangan Jokowi-JK menjadi presiden dan calon presiden, Jumat (23/5).
Niko Langgeng, koordinator Jangkar, mengatakan jaringan tidak terkait sama sekali dengan partai politik manapun dan mereka bertekad menyukseskan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden tanpa money politics dan intimidasi.
"Mengapa kami memilih jalur relawan ini dan tidak bersama-sama dengan partai karena memang kami masyarakat yang tidak tergabung dengan partai politik yang mengusung Jokowi tersebut. Secara sektoral, kami terdiri baik buruh, petani, lintas agama aktivis budaya dan sebagainya bersama-sama dengan kita,” kata Niko Langgeng.
Menurut Niko, relawan dalam kegiatannya akan melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, melakukan penguatan di tingkat pemilih dan melakukan pantauan hingga ke tempat pemungutan suara.
Sementara itu, Rendra dari komunitas Gusdurian mengaku anggota jaringan yang terdiri dari berbagai komunitas tersebut secara sukarela mengumpulkan iuran untuk membeli satu unit mobil yang akan digunakan operasional jaringan.
“Temen-teman itu dari jaringan ada yang pengusaha kecil-kecilan, ada yang lumayan dan mereka berbondong-bondong ikut menyumbang se kemampuan mereka masing-masing kemudian kita wujudkan satu unit mobil seperti ini. Itu kami anggap penting karena jaringan relawan membutuhkan kerja yang cepat dan area pekerjaan yang luas,” kata Rendra.
Kirnadi yang mewakili sektor buruh mengatakan komunitas buruh mendukung Jokowi, karena ketika menjabat sebagai gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jokowi telah mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada buruh soal upah minimum. “Ketika ia baru menjabat sekitar setengah-tahunan dalam memutuskan upah minimum, ia berani memutuskan lebih dari 40 persen kenaikannya,” kata Kinardi.
Sementara itu, Hasan Ma’ali dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Yogyakarta, mengatakan bahwa menjelang pemilihan presiden, ia berkoordinasi dengan jaringan mahasiswa di kampus dan KPU Daerah untuk memastikan semua mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta bisa menggunakan hak pilihnya pada pilpres nanti.
Diperkirakan, sekitar 250 ribu mahasiswa dari luar Yogyakarta tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislatif 9 April lalu, karena kurangnya koordinasi pihak terkait.
“Untuk pilpres, selama tiga hari kita akan mengusahakan untuk berkoordinasi dengan BEM yang ada di seluruh Yogyakarta terutama di kampus-kampus terus kita kerjasama dengan IKPDM-Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Daerah,” kata Hasan Ma'ali.
Pada kesempatan itu juga diluncurkan dua buku tentang Jokowi, masing-masing berjudul "Sekelumit Kisah Si Tukang Blusukan" dan "Pemimpin Berkaki Rakyat".
Kelompok ini menyumbangkan satu unit mobil untuk operasional jaringan dalam melaksanakan aktivitas untuk mensukseskan pasangan Jokowi-JK menjadi presiden dan calon presiden, Jumat (23/5).
Niko Langgeng, koordinator Jangkar, mengatakan jaringan tidak terkait sama sekali dengan partai politik manapun dan mereka bertekad menyukseskan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden tanpa money politics dan intimidasi.
"Mengapa kami memilih jalur relawan ini dan tidak bersama-sama dengan partai karena memang kami masyarakat yang tidak tergabung dengan partai politik yang mengusung Jokowi tersebut. Secara sektoral, kami terdiri baik buruh, petani, lintas agama aktivis budaya dan sebagainya bersama-sama dengan kita,” kata Niko Langgeng.
Menurut Niko, relawan dalam kegiatannya akan melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, melakukan penguatan di tingkat pemilih dan melakukan pantauan hingga ke tempat pemungutan suara.
Sementara itu, Rendra dari komunitas Gusdurian mengaku anggota jaringan yang terdiri dari berbagai komunitas tersebut secara sukarela mengumpulkan iuran untuk membeli satu unit mobil yang akan digunakan operasional jaringan.
“Temen-teman itu dari jaringan ada yang pengusaha kecil-kecilan, ada yang lumayan dan mereka berbondong-bondong ikut menyumbang se kemampuan mereka masing-masing kemudian kita wujudkan satu unit mobil seperti ini. Itu kami anggap penting karena jaringan relawan membutuhkan kerja yang cepat dan area pekerjaan yang luas,” kata Rendra.
Kirnadi yang mewakili sektor buruh mengatakan komunitas buruh mendukung Jokowi, karena ketika menjabat sebagai gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jokowi telah mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada buruh soal upah minimum. “Ketika ia baru menjabat sekitar setengah-tahunan dalam memutuskan upah minimum, ia berani memutuskan lebih dari 40 persen kenaikannya,” kata Kinardi.
Sementara itu, Hasan Ma’ali dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Yogyakarta, mengatakan bahwa menjelang pemilihan presiden, ia berkoordinasi dengan jaringan mahasiswa di kampus dan KPU Daerah untuk memastikan semua mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta bisa menggunakan hak pilihnya pada pilpres nanti.
Diperkirakan, sekitar 250 ribu mahasiswa dari luar Yogyakarta tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislatif 9 April lalu, karena kurangnya koordinasi pihak terkait.
“Untuk pilpres, selama tiga hari kita akan mengusahakan untuk berkoordinasi dengan BEM yang ada di seluruh Yogyakarta terutama di kampus-kampus terus kita kerjasama dengan IKPDM-Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Daerah,” kata Hasan Ma'ali.
Pada kesempatan itu juga diluncurkan dua buku tentang Jokowi, masing-masing berjudul "Sekelumit Kisah Si Tukang Blusukan" dan "Pemimpin Berkaki Rakyat".