Tautan-tautan Akses

Ratusan Warga Israel Protes Kemungkinan Gencatan Senjata dengan Hamas


Warga Israel sayap kanan memegang gambar tentara yang gugur selama pawai untuk menolak kemungkinan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, di Yerusalem Senin 13 Januari 2025.
Warga Israel sayap kanan memegang gambar tentara yang gugur selama pawai untuk menolak kemungkinan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, di Yerusalem Senin 13 Januari 2025.

Kerabat para sandera, tentara yang terluka dan tentara cadangan berkumpul di Yerusalem, Senin (13/1), sambil meneriakan slogan “tidak ada mandat untuk menyerah kepada Hamas” dan meminta pemerintah untuk membebaskan para sandera hanya dengan kemenangan atas Hamas.

Para pengunjuk rasa berpawai dari dekat Parlemen Israel menuju Jembatan Chords yang ikonik di kota itu, yang diterangi bendera Israel berwarna biru dan putih, meneriakkan slogan-slogan yang menentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, pertukaran tahanan atau pelepasan wilayah yang ditaklukkan.

Tamar Gesundheit, 69, pengunjuk rasa berkata, "Tolong Presiden Trump, jangan menekan kami untuk menyerah kepada Hamas. Tekan mereka untuk menyerah kepada kami."

Stasiun penyiaran pemerintah, Kan, mengatakan protes tersebut diorganisir oleh Forum Gvura, yang mewakili beberapa keluarga tentara yang tewas selama perang.

Mereka menyampaikan surat kepada Netanyahu pada bulan Juni bahwa jika Israel menyetujui kesepakatan yang diusulkan, Israel akan menyerah kepada Hamas tanpa mencapai tujuan perang.

AS dan negara-negara Arab yang menjadi mediator mencapai kemajuan signifikan dalam menengahi gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas dan pembebasan sejumlah sandera yang ditahan di Jalur Gaza, namun kesepakatan belum tercapai, kata para pejabat pada Senin.

Empat pejabat mengakui bahwa kemajuan telah dicapai dan mengatakan bahwa hari-hari mendatang akan sangat penting untuk mengakhiri pertempuran selama lebih dari 15 bulan itu yang telah mengganggu stabilitas Timur Tengah. Mereka berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk membahas pembicaraan tersebut.

Seorang pejabat AS yang mendapat penjelasan mengenai perundingan tersebut mengatakan bahwa semua pihak “lebih mencapai kompromi dibanding sebelumnya, namun perundingan masih bisa berantakan.” Pejabat tersebut menolak untuk memprediksi waktu terjadinya kesepakatan karena menurutnya hal tersebut terlalu tidak pasti, dan masih banyak hal yang perlu dilakukan.

Dua pejabat lainnya, termasuk seorang yang terkait dengan Hamas, mengatakan masih ada sejumlah rintangan yang harus diselesaikan. Dalam beberapa kesempatan selama setahun terakhir, para pemimpin AS mengatakan bahwa mereka hampir mencapai kesepakatan, namun perundingan tersebut terhenti.

Sumber lain yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan telah terjadi terobosan semalam dan ada usulan kesepakatan. Para perunding Israel dan Hamas sekarang akan membawanya kembali ke para pemimpin mereka untuk mendapatkan persetujuan akhir, kata orang tersebut. [ab/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG