Di Serbia, ratusan orang turun ke jalan-jalan di ibu kota, Beograd, Kamis malam, untuk berdemonstrasi menentang presiden negara itu, Aleksandar Vucic. Demonstran dari gerakan “Perlawanan Warga” menuduh Vucic membatasi kebebasan demokratis.
“Kami di sini karena kami marah terhadap pemerintah, karena semua yang mereka lakukan terhadap kami selama dua bulan terakhir. Ini jelas merupakan penindasan dan kami pikir kami hidup di bawah kediktatoran sekarang ini. Jadi, ini bukan karena COVID-19, ini adalah hal lain yang terjadi di negara ini,” kata Biljana Stojkovic dari gerakan tersebut.
Protes di depan gedung kepresidenan itu diselenggarakan hanya satu hari setelah pihak berwenang mencabut restriksi yang diberlakukan untuk membendung penyebaran COVID-19.
Suatu kali dalam protes itu, para demonstran yang dipimpin oleh beberapa tokoh oposisi berupaya menyerbu masuk bangunan tersebut. Para penjaga keamanan tidak turun tangan.
Para pengecam menuduh Vucic memanfaatkan situasi darurat yang diberlakukan terkait pandemi virus corona itu untuk memperketat cengkeramannya terhadap kekuasaan menjelang pemilu yang akan diselenggarakan bulan depan. Vucic membantah tuduhan itu.Beberapa partai oposisi telah mengumumkan akan memboikot pemilu bulan Juni, dengan mempertanyakan kebebasan dan kejujurannya. Oposisi menuduh Vucic mengontrol media, dengan tidak memperbolehkan media memberi ruang bagi suara-suara kritis. [uh/ab]