Rakyat Suriah memberikan suara untuk memilih anggota parlemen baru dalam pemilu, Senin (15/7) yang diperkirakan tidak akan memberikan banyak kejutan, namun dapat membuka jalan bagi amandemen konstitusi untuk memperpanjang masa jabatan Presiden Bashar Assad.
Pemungutan suara ini merupakan yang keempat di Suriah sejak protes massa anti-pemerintah pada tahun 2011 dan penumpasan brutal oleh pasukan keamanan yang berujung pada perang saudara yang masih berlangsung. Ini juga terjadi ketika krisis ekonomi mencengkeram negara ini dan memicu demonstrasi-demonstrasi di bagian selatan.
Pemilu parlemen Suriah 2024 tidak termasuk wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak dan wilayah timur laut yang dikuasai Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS dan dipimpin Kurdi. Jumlah pemilih yang memenuhi syarat juga belum diumumkan, dan tidak seperti pemilihan presiden, jutaan diaspora Suriah - yang jumlahnya membengkak sejak perang saudara - tidak memenuhi syarat untuk memilih anggota legislatif.
Negara-negara Barat dan para pengecam Assad mengatakan bahwa pemungutan suara di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah di Suriah tidak bebas dan tidak adil.
Tahun ini, 1.516 kandidat yang disetujui pemerintah mencalonkan diri untuk memperebutkan 250 kursi di Majelis Rakyat. Sebanyak 8.151 tempat pemungutan suara didirikan di 15 distrik pemungutan suara yang dikuasai pemerintah, dengan hasil yang diperkirakan akan diumumkan pada Senin malam atau keesokan harinya.
Pada putaran terakhir pemilu tahun 2020, hasilnya tertunda selama berhari-hari karena masalah teknis, menurut para pejabat. Partai Baath pimpinan Assad memenangkan 166 kursi, di samping 17 kursi lainnya dari partai-partai sekutu, sementara 67 kursi jatuh ke tangan kandidat independen.
Jajak pendapat ini berlangsung ketika ekonomi Suriah terus memburuk setelah konflik selama bertahun-tahun, penerapan sanksi-sanksi yang dipimpin Barat, pandemi COVID-19, dan berkurangnya bantuan karena berkurangnya donor.
Sementara itu, nilai tukar mata uang nasional negara tersebut terhadap dolar telah mencapai titik terendah baru, memicu inflasi makanan dan bahan bakar. Pemerintah juga telah mencabut sebagian program subsidinya hampir setahun yang lalu, sementara pada saat yang sama melipatgandakan gaji sektor publik dan pensiun.
Para pemilih kepada The Associated Press mengatakan memperbaiki ekonomi Suriah yang tertatih-tatih adalah isu utama.
"Kami berharap kepercayaan kami pada para anggota legislatif baru ini akan membawa kebaikan bagi negara ini dan memperbaiki kondisi-kondisi yang ada," ujar Ahmad al-Afoush, 40 tahun, setelah memberikan suaranya di Damaskus.
Shirine al-Khleif berharap parlemen yang baru akan secara proaktif mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki situasi kehidupan di Suriah.
"Saya tidak ingin mengatakan bahwa para pendahulunya tidak baik. Kami hanya ingin keadaan menjadi lebih baik," ujar insinyur berusia 47 tahun ini.
Di provinsi Sweida yang mayoritas penduduknya adalah suku Druze di bagian selatan, di mana protes anti-pemerintah secara rutin berlangsung hampir satu tahun karena kesengsaraan ekonomi, banyak yang menyerukan boikot terhadap pemilu.
Video yang diunggah secara online oleh Suwayda24, sebuah kelompok media aktivis lokal, dan beberapa media lainnya menunjukkan para pengunjuk rasa yang merebut kotak suara dari sebuah truk untuk mencegah kotak-kotak tersebut sampai ke tempat pemungutan suara.
Di tempat lain, kampanye berlangsung sederhana karena para kandidat lebih fokus pada slogan-slogan umum seperti persatuan nasional dan kemakmuran.
Vladimir Pran, seorang penasihat independen untuk proses transisi politik dan pemilihan umum, mengatakan bahwa bagian yang paling kompetitif dalam proses pemilihan umum Suriah terjadi sebelum pemungutan suara dimulai, ketika daftar kandidat yang dipilih oleh Partai Baath dikirim ke komando pusat partai tersebut, yang memungkinkan mereka untuk mencalonkan diri dalam pemilihan.
"Pemilu sebenarnya sudah selesai... dengan berakhirnya proses pemilihan pendahuluan," katanya. Setelah daftar partai Baath selesai, "Anda bisa memeriksa daftar dan hasilnya, dan Anda akan melihat bahwa secara harfiah mereka semua akan berada di Parlemen" ujar Pran.
Jumlah petahana yang masuk dalam daftar akhir, pada tahun ini relatif rendah, yang mengisyaratkan adanya perombakan di tubuh partai Baath.
Maroun Sfeir, seorang konsultan proses transisi pemilihan umum dan politik, mengatakan bahwa 169 kandidat yang diajukan oleh partai Baath saja sudah melewati batas 167 anggota parlemen yang dibutuhkan untuk mengajukan amandemen konstitusi, melindungi presiden dari tuduhan pengkhianatan, dan memveto undang-undang.
Selain itu, 16 kandidat dari partai-partai yang bersekutu dengan Baath juga mencalonkan diri dalam daftar yang sama, ujarnya. "Hanya kurang tiga anggota parlemen dari tiga perempat jumlah anggota parlemen, yang dibutuhkan untuk meloloskan amandemen konstitusi."
"Mereka semua sudah diseleksi terlebih dahulu... untuk memastikan bahwa mereka semua loyal atau tidak menimbulkan ancaman apapun," katanya.
Dengan Assad menghadapi batas masa jabatan yang akan mengakhiri masa kepresidenannya pada tahun 2028, parlemen berikutnya secara luas diperkirakan akan mencoba meloloskan amandemen konstitusi untuk memperpanjang masa jabatannya. [my/ab]
Forum