Rakyat Indonesia memberikan suara hari ini dalam pemilihan legislatif yang kemungkinan akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan presiden Juli.
Oposisi utama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diperkirakan akan mendominasi pemilu ini, dan membawa calon presidennya, Gubernur Jakarta Joko Widodo, lebih dekat untuk menjadi pemimpin berikut negara itu.
Joko, yang lebih dikenal dengan panggilan “Jokowi,” sangat populer atas reputasinya sebagai pemimpin yang transparan dan pendekatannya yang terlibat langsung dalam pemerintahan.
Jajak pendapat menunjukkan Partai Demokrasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan berhasil dengan baik karena rentetan skandal korupsi tingkat tinggi.
Sekitar 186 juta pemilih yang terdaftar di Indonesia akan dapat mencoblos di TPS-TPS di 900 pulau.
Hasil resmi akan diumumkan sebelum tanggal 9 Mei, tetapi penghitungan cepat sampel hasil pemilu diperkirakan dapat diperoleh dalam waktu 24 jam. Pemilihan presiden pada 9 Juli.
Pemilu hari ini merupakan kesempatan ke-4 kalinya rakyat Indonesia memilih secara demokratis anggota DPR, sejak berakhirnya 32 tahun kekuasaan otoriter Presiden Suharto.
Oposisi utama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diperkirakan akan mendominasi pemilu ini, dan membawa calon presidennya, Gubernur Jakarta Joko Widodo, lebih dekat untuk menjadi pemimpin berikut negara itu.
Joko, yang lebih dikenal dengan panggilan “Jokowi,” sangat populer atas reputasinya sebagai pemimpin yang transparan dan pendekatannya yang terlibat langsung dalam pemerintahan.
Jajak pendapat menunjukkan Partai Demokrasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan berhasil dengan baik karena rentetan skandal korupsi tingkat tinggi.
Sekitar 186 juta pemilih yang terdaftar di Indonesia akan dapat mencoblos di TPS-TPS di 900 pulau.
Hasil resmi akan diumumkan sebelum tanggal 9 Mei, tetapi penghitungan cepat sampel hasil pemilu diperkirakan dapat diperoleh dalam waktu 24 jam. Pemilihan presiden pada 9 Juli.
Pemilu hari ini merupakan kesempatan ke-4 kalinya rakyat Indonesia memilih secara demokratis anggota DPR, sejak berakhirnya 32 tahun kekuasaan otoriter Presiden Suharto.