Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan batas radius aman untuk beraktifitas menjadi 6 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung, dari sebelumnya 8 hingga 10 kilometer,Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan dalam siaran pers, Kamis (4/1).
Namun Gunung Agung masih berstatus "AWAS" karena masih berada dalam fase erupsi dengan akftifitas vulkanik yang relatif tinggi dan fluktuatif, kata Kementerian ESDM.
Menurut data PVMBG, status kegempaan Gunung Agung hingga Rabu (3/1), menunjukkan jumlah kegempaan dengan frekuensi tinggi maupun rendah, yang mengindikasikan masih adanya tekanan dan aliran magma dari kedalaman hingga ke permukaan. Namun, energi gempa saat ini belum menunjukkan tren kenaikan signifikan.
Perkiraan Potensi bahaya saat ini berupa lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat juga lahar hujan. Bahaya lontaran batu, pasir, kerikil, dan abu pekat diperkirakan melanda area di dalam radius 6 km dari kawah. Sedangkan bahaya lahar hujan akan mengikuti lembah sungai yang berhulu dari Gunung Agung, bergantung pada debit air maupun volume material erupsi.
Dengan kondisi Gunung Agung yang sangat dinamis dan masih berstatus AWAS, pemerintah mengimbau setiap pihak untuk siap siaga agar bisa melakukan antisipasi, jika terjadi perubahan yang cepat.
Dalam siaran pers terpisah, Kamis, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan dengan penurunan radius aman, maka ribuan masyarakat yang mengungsi dari desa yang aman, bisa kembali ke rumah masing-masing.