Putra dari aktivis pro-demokrasi Hong Kong yang dipenjara, Jimmy Lai, minggu ini membawa upaya untuk mengamankan pembebasan ayahnya ke pemerintahan Presiden Donald Trump di Washington.
Setelah masa jabatan kedua Presiden Donald Trump hampir berjalan selama dua bulan, putra dari Lai, Sebastien Lai, dan tim hukum internasional mereka berada di Washington pada minggu ini untuk bertemu dengan pejabat pemerintahan Trump dan anggota Kongres dengan harapan bahwa Amerika Serikat dapat membantu mendorong pembebasan Lai.
Lai, seorang pengusaha dan pendiri surat kabar Apple Daily yang sekarang ditutup di Hong Kong, dituduh berkolusi dengan pasukan asing dan melakukan penghasutan di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Beijing. Dia menolak tuduhan tersebut, tetapi jika terbukti bersalah dalam persidangan yang sedang berlangsung, dia bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup.
"Kami sangat bersyukur bahwa Presiden Trump mengatakan bahwa dia akan membantu membebaskan ayah saya. Ini memberi kami banyak harapan sebagai keluarga," kata Sebastien Lai pada acara hari Rabu (12/3) di lembaga kajian Cato Institute di Washington
Pada Oktober 2024, Trump mengatakan dia "100%" akan dapat mengamankan pembebasan Lai jika dia terpilih kembali.
"Saya akan membebaskannya. Dia akan mudah dibebaskan. Namun, kami bahkan tidak memiliki orang-orang yang membicarakan [penahanannya]," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara siniar berhaluan konservatif Hugh Hewitt.
Gedung Putih tidak membalas email VOA yang meminta komentar tentang apakah pemerintahan Trump memiliki rencana khusus untuk membantu mengamankan pembebasan Lai.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat menyerukan pembebasan Lai segera.
“Persidangan Lai yang panjang dan penahanan yang tidak adil merupakan contoh bagaimana China menggunakan undang-undang keamanan nasional yang tidak jelas untuk menekan kebebasan fundamental dan wacana politik,” imbuh juru bicara tersebut dalam pernyataan yang dikirim melalui email kepada VOA pada hari Rabu.
Lai, warga negara Inggris berusia 77 tahun, telah ditahan di sel isolasi di Hong Kong sejak akhir tahun 2020. Persidangannya, yang awalnya diperkirakan berlangsung sekitar 80 hari, telah berlangsung sejak Desember 2023 dan secara luas dipandang bermotif politik.
Pihak berwenang Hong Kong telah menolak tuduhan yang menyebutkan bahwa persidangan Lai berjalan tidak adil dan menyebut bahwa kebebasan pers tetap berlaku serta supremasi hukum tetap utuh. [ab/lt]
Forum