Tautan-tautan Akses

Pusat Rehabilitasi Beri Harapan Baru Bagi Pencandu Narkoba di Kenya


Pusat rehabilitasi pecandu narkoba, Lamu Rehabilitation Center, Kenya. (Foto: videograb)
Pusat rehabilitasi pecandu narkoba, Lamu Rehabilitation Center, Kenya. (Foto: videograb)

Sebuah pusat rehabilitasi baru di pesisir Kenya berupaya membantu pecandu heroin mengubah hidup mereka. Pusat rehabilitasi yang baru dibuka enam bulan itu dikelola oleh Palang Merah Kenya dan terletak di Lamu, sebuah tempat terpencil. Sebagaimana dilaporkan Ruud Elmendorp dari Lamu, pusat rehabilitasi itu memberikan harapan bagi para pencandu, yang mudah memiliki akses ke obat-obat terlarang dan sering berbuat kejahatan.

Sains dan Kesehatan: Pusat Rehabilitasi Beri Harapan Baru Bagi Pencandu Narkoba di Kenya
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:02 0:00

Musa Mohamed (43 tahun), mantan pecandu narkoba sedang memasak di dapur pusat rehabilitasi Palang Merah Kenya di Lamu. Ia termasuk salah seorang dari 18 orang yang sedang menjalani rehabilitasi di pusat tersebut.

Mohamed mulai menggunakan heroin sejak 14 tahun lalu setelah teman-temannya mengatakan bahwa heroin dapat meningkatkan hubungan percintaan.

Musa Muhammed. (Foto:videograb)
Musa Muhammed. (Foto:videograb)

"Saya mencobanya sekali, dan benar-benar berhasil. Lalu saya terus mencobanya dan beberapa hari kemudian saya ingin berhenti. Namun saya sudah kecanduan dan tidak dapat menghentikannya," jelasnya.

Pihak Berwenang Kampanye Melawan Penggunaan Obat dan Alkohol Kenya atau NACADA mengatakan, terdapat 40 ribu pengguna heroin di seluruh pesisir Kenya. Kebanyakan tinggal di Lamu, yang sering menjadi sarang narkoba.

Nurein Mohamed, relawan Palang Merah mengunjungi sarang narkoba tersebut. Di tempat tersebut, pemakaian heroin yang berat berbenturan dengan kenyataan yang suram sebagai seorang pecandu narkoba yang tidak punya harapan.

Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Nepal, Kenya (Photo:videograb)
Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Nepal, Kenya (Photo:videograb)

Yusuf Yunus (43 tahun), ingin menghentikan kebiasaan tersebut. "Sekarang saya memiliki dua orang anak, yang nantinya ikut terkena masalah. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan karena saya sedang merasa 'high'. Saya tidak cukup sehat untuk anak-anak saya dan saya tidak tahu caranya untuk menghasilkan uang. Saya tidak membantu anak-anak ketika saya sedang 'high'," kata Yusuf.

Pusat rehabilitasi itu menolong para pencandu dengan cara memberi obat yang dapat menekan gejala awal ketagihan. Mereka juga berpartisipasi dalam kelompok penyuluhan.

Christine Mosiori. (Photo:videograb)
Christine Mosiori. (Photo:videograb)

Manajer pusat rehabilitasi itu, Christine Mosiori, mengatakan, tingginya angka pengangguran dan mudahnya akses terhadap narkoba membuat masalah penggunaan narkoba meningkat.

"Ketika Anda menggabungan kedua hal tersebut, itu membuat seseorang mudah terjerumus ke dalam narkoba, kemalasan dan juga tersedianya obat terlarang tersebut di tempat mereka tinggal," jelas Christine.

Program Palang Merah Kenya itu berlangsung selama tiga bulan. Setelah selesai, mereka dapat meninggalkan pusat rehabilitasi tersebut. Sebagai pencegahan kambuh kembali, Palang Merah itu menyediakan program pelatihan kerja.

Musa mengatakan, ia tidak ingin menggunakan narkoba lagi.
Para penghuni pusat rehabilitasi itu berdoa bahwa mereka dapat mengatasi kecanduan parah itu dan suatu saat nanti mereka mampu mengendalikan diri dan masa depan mereka. [lj/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG