Puluhan ribu warga Kamboja hari Minggu (24/7) turut dalam prosesi pemakaman seorang pengritik terkemuka pemerintah, yang pembunuhannya bulan ini menimbulkan keprihatinan akan kekerasan politik menjelang pemilu.
Kem Ley, tokoh terkenal yang dihormati kalangan luas, dibunuh ketika minum kopi pagi hari di sebuah tempat pengisian bahan bakar di Phnom Penh dua minggu lalu. Tewasnya Kem Ley menimbulkan luapan dukacita, kekecewaan dan kemarahan yang sangat besar di seluruh Kamboja.
Kem Ley adalah seorang orator yang kuat yang mencapai jutaan orang melalui analisa politiknya yang secara teratur disiarkan radio. Ia mendirikan Partai Demokrasi Akar Rumput, partai di mana ia tidak mau memegang jabatan setelah didirikan.
Oeut Ang telah dikenakan tuduhan pembunuhan sehubungan dengan pembunuhan itu, ia mengaku menembaknya karena utang yang tidak dibayar.
Namun, kecurigaan terus meningkat bahwa motif penembakan itu adalah aktivisme Kem Ley dan kecaman kerasnya mengenai cengkeraman kekuasaan selama 30 tahun oleh Perdana Menteri Hun Sen.
Kem Ley, yang berusia 46 tahun, baru-baru ini mengeluarkan komentar yang panjang mengenai laporan yang membeberkan kekayaan yang ditumpuk oleh PM Hun Sen dan keluarganya.
Hun Sen telah memerintahkan penyelidikan pembunuhan Kem Ley, yang terjadi pada waktu adanya ketegangan politik antara perdana menteri dan oposisi yang menantang kekuasaan perdana menteri yang sangat lama dalam pemilihan-pemilihan daerah tahun 2017 dan pemilu tahun 2018.
Jenazah Kem Ley telah dibaringkan untuk dilihat umum selama masa berkabung dua pekan dalam peti jenazah kaca di sebuah vihara Buddha di ibukota di mana orang memberi penghormatan.
“Pembunuhan Kem Ley – yang itu sendiri merupakan malapetaka—dengan menyedihkan menunjukkan kembali kekuatan kekerasan dalam politik Kamboja,” kata John Coughlan, seorang peneliti Amnesty International.
Prosesi hari Minggu mulai waktu subuh untuk jarak 70-kilometer ke provinsi asal Kem Ley, Takeo. Mobil jenazah diikuti oleh orang yang jalan kaki, naik sepeda motor, mobil dan becak bermesin.
Polisi anti-huru-hara ditempatkan sepanjang jalan di mana ribuan orang yang berduka berderet.
Banyak orang yang turut dalam prosesi mengenakan kaos yang bergambar Kem Ley. Sebagian kaos bertuliskan semboyan: ”Sapu air-mata kami dan teruskan perjalananmu.”
Pemakaman Kem Ley akan diadakan di Takeo hari Senin (25/7). [gp]