Protes menentang kebrutalan polisi di ibu kota Kolombia, Bogota, berubah menjadi kekerasan pada malam kedua, Kamis (9/9), dengan sedikitnya sembilan orang tewas dalam dua hari terakhir.
Para pemrotes membakar bus-bus kota dan melemparkan batu serta botol ke arah polisi yang menggunakan gas air mata dan granat asap terhadap para demonstran. Pengunjuk rasa memprotes kematian seorang mahasiswa hukum berusia 46 tahun pada minggu ini.
Dalam rekaman video, polisi tampak berulang kali menembakkan senjata kejut ke arah mahasiswa bernama Javier Ordonez sementara ia memohon agar serangan dihentikan. Ordonez meninggal dunia di rumah sakit.
Polisi mengatakan Ordonez ditahan setelah ia terlihat minum minuman beralkohol bersama teman-temannya di jalanan, yang merupakan pelanggaran peraturan pembatasan jarak karena wabah virus corona.
Sejak protes merebak Rabu (9/9), pihak berwenang Bogota mengatakan kantor-kantor dan mobil polisi telah dirusak. Ratusan warga sipil serta polisi terluka, selain sembilan orang yang meninggal.
Dua polisi yang diduga terlibat dalam tuduhan penyiksaan terhadap Ordonez telah diskors sambil menunggu penyelidikan. [lj/uh]