Tautan-tautan Akses

Protes di Amerika Berlanjut


Demonstran menutup jalan di tengah kota Washington dalam sebuah aksi protes menentang penerapan kekuasaan yang berlebihan oleh polisi terhadap kaum minoritas, 6 Desember 2014.
Demonstran menutup jalan di tengah kota Washington dalam sebuah aksi protes menentang penerapan kekuasaan yang berlebihan oleh polisi terhadap kaum minoritas, 6 Desember 2014.

Aksi demonstrasi di berbagai penjuru Amerika terus berlanjut, memprotes terbunuhnya dua pria kulit hitam tidak bersenjata oleh polisi-polisi kulit putih yang didakwa tidak bersalah oleh tim juri.

Protes berlangsung di beberapa kota besar termasuk New York, Washington, Detroit, Los Angeles, Houston dan Seattle.

Banyak pemrotes berbaring di lantai toko-toko besar dan menutup jalan-jalan utama dalam aksi yang disebut “die-ins”, sembari menyerukan kata-kata "nyawa orang kulit hitam berharga”.

Protes di kota Berkeley, California utara berubah menjadi aksi kekerasan ketika sejumlah demonstran bertopeng bentrok dengan polisi dan memecahkan jendela-jendela damn menjarah beberapa toko. Dua stasiun kereta ditutup sewaktu kerusuhan terjadi.

Presiden Barack Obama berjanji untuk menanggapi apa yang ia sebut “rasa saling tidak percaya yang membara" antara polisi dan kelompok-kelompok minoritas.

Demonstrasi terbaru dimulai hari Rabu, ketika tim juri New York tidak mendakwa polisi Daniel Pantaleo bersalah atas tewasnya Eric Garner akibat tercekik Juli lalu. Korban berusia 43 tahun itu, ayah dari 6 anak yang dalam video penahanan Garner, terdengar berkata "Saya tidak bisa bernafas” sewaktu polisi berusaha menundukkannya.

Keputusan itu diumumkan 9 hari setelah peristiwa di Ferguson, Missouri, yang juga mendakwa tidak bersalah terhadap polisi Darren Wilson yang menembak mati Michael Brown, remaja berusia 18 tahun Agustus lalu.

Pelapor khusus PBB urusan minoritas, Rita Izsak, menyerukan peninjauan kembali kebijakan di Amerika. Ia mengatakan, keputusan dua dewan juri itu “menimbulkan keprihatinan hukum terkait pola kekebalan hukum ketika yang menjadi korban adalah warga Amerika keturunan Afrika atau kelompok minoritas lain”.

XS
SM
MD
LG