Tautan-tautan Akses

Protes Antikorupsi Meluas, Perdana Menteri Serbia Mundur


Seorang pedemo mengacungkan poster bertuliskan "kriminal" dalam demo pada Selasa, 28 Januari 2025, untuk menekan pemerintah atas insiden fatal runtuhnya atap stasiun kereta Novi Sad pada November tahun lalu. (Foto: Nenad Mihajlovic/AFP)
Seorang pedemo mengacungkan poster bertuliskan "kriminal" dalam demo pada Selasa, 28 Januari 2025, untuk menekan pemerintah atas insiden fatal runtuhnya atap stasiun kereta Novi Sad pada November tahun lalu. (Foto: Nenad Mihajlovic/AFP)

Runtuhnya atap di stasiun kereta di Novi Sad memicu ketidakpuasan yang lebih luas terhadap pemerintah Serbia dan berkembangnya tuntutan masyarakat akan transparansi dan supremasi hukum di negara di Balkan itu.

Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan Kota Novi Sad, Selasa (28/1), ketika Perdana Menteri Serbia Milos Vucevic mengundurkan diri setelah protes antikorupsi selama berpekan-pekan. Protes itu dipicu oleh runtuhnya atap beton yang membawa korban jiwa di stasiun kereta yang baru saja direnovasi.

Insiden di stasiun sentral di Novi Sad, salah satu kota terbesar di Serbia, pada November lalu itu menewaskan 15 orang.

Danko Nenezic, seorang demonstran, mengatakan, “Ia [Presiden Serbia Aleksandar Vucic] tahun kekuatan politiknya rapuh, dan ia mengorbankan [PM Milos Vucevic] demi rakyat.”

Tragedi itu menjadi sumber ketidakpuasan yang lebih luas terhadap pemerintah Serbia dan telah memicu berkembangnya tuntutan masyarakat akan transparansi dan supremasi hukum di negara di Balkan itu.

Pengunjuk rasa lainnya, Svetlana Milovancev, mengatakan, “Saya pikir ini baru permulaan, karena mereka yang bertanggung jawab harus diajukan ke muka hukum, pertama-tama [mereka] yang bertanggung jawab atas tragedi yang terjadi di Novi Sad, tetapi juga untuk semua hal ilegal lainnya yang telah dilakukan pemerintah ini dan orang-orang di kekuasaan yang bertanggung jawab.”

Pengunduran diri Vucevic bisa mengarah ke pemilihan legislatif dipercepat, tetapi ini harus terlebih dulu dikukuhkan oleh parlemen Serbia, yang punya waktu 30 hari untuk memilih pemerintahan baru atau mengadakan pemilu dipercepat.

Protes, termasuk yang berlangsung pada Selasa malam di Novi Sad, telah menyebar ke jalan-jalan dan kampus-kampus universitas di seluruh penjuru negara itu, sementara orang-orang dari berbagai kalangan, termasuk para aktor, petani, pengacara dan hakim, memberikan dukungan kepada gerakan mahasiswa yang telah mengguncang sosok paling berkuasa di negara itu, Presiden Aleksandar Vucic. [uh/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG