Tautan-tautan Akses

Prospek Pemangkasan Suku Bunga AS Turun, Imbal Hasil Obligasi Stagnan


Kepala Bank Sentral AS, Jerome Powell memberikan keterangan kepada media di Washington, DC (foto: dok).
Kepala Bank Sentral AS, Jerome Powell memberikan keterangan kepada media di Washington, DC (foto: dok).

Jajak pendapat yang dilakukan kantor berita Reuters pada sejumlah pakar strategi obligasi menunjukkan imbal hasil obligasi (yields) Amerika selama tiga bulan ke depan akan mendatar, dan kemudian hanya turun sedikit pada akhir tahun di tengah surutnya ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral AS.

Setelah mencapai puncaknya pada 5,02% di bulan Oktober lalu, imbal hasil obligasi AS berjangka 10 tahun anjlok lebih dari 120 basis poin (bps) karena para pedagang memperkirakan akan ada penurunan suku bunga The Fed sebanyak 150 bps tahun ini.

Data ekonomi AS yang sebagian besar kuat dan inflasi yang masih lebih tinggi dari target Bank Sentral telah mendorong pasar keuangan untuk membatasi ekspektasi itu menjadi hanya dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 bps atau 1,2% tahun ini, dimulai pada bulan September.

Dalam survei terpisah, para ekonom juga memiliki pandangan yang sama, dengan mengatakan pada tahun 2024 ini ada risiko yang cukup besar terjadinya satu penurunan suku bunga saja, atau bahkan tidak ada penurunan sama sekali.

Repricing dalam suku bunga berjangka tersebut telah menyebabkan imbal hasil naik kembali ke 4,44% saat ini, meskipun pergerakannya masih fluktuatif, yaitu melewati kisaran hampir 40 bps hanya dalam dua minggu terakhir.

Menurut perkiraan 55 pakar strategi dan analis pendapatan tetap dalam jajak pendapat Reuters pada 6-11 Juni lalu, imbal hasil obligasi AS berjangka 10 tahun, yang terlihat stabil di level 4,35% pada akhir Agustus 2023, diperkirakan akan turun menjadi 4,23% dan 4,13% masing-masing dalam enam dan 12 bulan.

Sebagian besar arah imbal hasil selama beberapa bulan ke depan akan bergantung pada hasil pertemuan penetapan kebijakan Bank Sentral pada hari Rabu ini (12/6), di mana pembaruan proyeksi ekonomi akan menunjukkan penurunan suku bunga yang lebih sedikit dibanding yang diantisipasi pada bulan Maret lalu.

Ketika ditanya apa yang lebih mungkin terjadi pada kurva imbal hasil AS selama sebulan ke depan, 70% responden – atau 14 dari 20 responden – mengatakan kurva itu akan semakin curam. Sembilan ekonom mengatakan kurva tersebut akan dipimpin oleh imbal hasil obligasi jangka pendek yang lebih banyak turun dibanding yang jangka panjang, atau dikenal dengan istilah “bull steepening.”

Lima pakar mengatakan “bear steepening” lebih mungkin terjadi, empat orang mengatakan “bull flattening,” sementara dua orang memilih “bear flattening.” [em/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG