Prospek ekonomi global menuju 2023 suram, menurut sejumlah analisis baru-baru ini. Perang yang berkelanjutan di Ukraina terus membebani perdagangan, khususnya di Eropa. Selain itu, pasar menunggu pembukaan kembali ekonomi China sepenuhnya setelah berbulan-bulan terganggu lockdown terkait COVID-19.
Di Amerika, tanda-tanda pengetatan pasar kerja dan perlambatan aktivitas bisnis memicu kekhawatiran resesi. Secara global, inflasi naik, dan aktivitas bisnis, terutama di zona euro dan Inggris, terus menyusut.
Dalam analisis yang dirilis Kamis (24/11), Institute of International Finance (IIF) di Washington, D.C. memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya 1,2% pada 2023, tingkat yang setara pada 2009, ketika dunia baru keluar dari krisis keuangan.
Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan setuju pada perkiraan pesimistis. Dalam laporan yang dirilis pekan ini, kepala ekonom interim organisasi itu Álvaro Santos Pereira menulis, “Kami saat ini menghadapi prospek ekonomi yang sangat sulit. Skenario pusat kami bukanlah resesi global, tetapi perlambatan pertumbuhan yang signifikan bagi ekonomi dunia pada 2023, serta masih tingginya, meskipun menurun, inflasi di banyak negara.” [ka/pp]
Forum