Tautan-tautan Akses

Palang Merah:  Proses Pemakaman yang Aman Bantu Cegah Penyebaran Ebola di Afrika Barat


Ini adalah tim pemakaman Macenta saat terjadi krisis Ebola (foto courtesy CDC Global)
Ini adalah tim pemakaman Macenta saat terjadi krisis Ebola (foto courtesy CDC Global)

Proses pemakaman yang aman, menurut sebuah studi baru oleh Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, kemungkinan telah membantu pencegahan penularan ribuan kasus Ebola selama epidemi di Afrika Barat antara tahun 2013 dan 2016.

Sebuah studi baru oleh Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional menyatakan proses pemakaman yang aman kemungkinan telah membantu pencegahan penularan ribuan kasus Ebola selama epidemi di Afrika Barat antara tahun 2013 dan 2016.

Lebih dari 11.300 orang menemui ajalnya akibat Ebola di negara-negara Liberia, Sierra Leone, dan Guinea sebelum akhirnya epidemi penyakit di negara-negara itu berhasil dihentikan pada tahun 2016.

Ebola adalah penyakit yang sangat menular dan ditularkan lewat kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya. Gejala yang timbul termasuk demam mendadak, otot yang terasa sakit, diare, dan muntah-muntah.

Studi oleh Palang Merah

Salah satu peneliti pada studi yang diselenggarakan oleh Federasi Palang Merah, Amanda McClelland, menyatakan praktek pemakaman tradisional yang memandikan dan menyentuh jenazah adalah cara penularan Ebola yang utama selama berjangkitnya wabah di tiga negara itu.

Meskipun mengisolasi pasien adalah kunci untuk pencegahan penyebaran penyakit, namun ia menyatakan pemakaman jenazah yang segera penting sekali untuk mengendalikan penyebaran Ebola.

“Virus dapat menyebabkan kejadian penularan besar-besaran dimana kami mengamati ada rantai penyebaran yang sangat luas jauh di luar kasus penyebaran virus Ebola di tengah masyarkat ketika si penderita masih hidup,” ujarnya. “Jadi tingkat infeksi di dalam tubuh mengalami peningkatan. Kekuatan penularan virus berada pada puncaknya ketika pengidap virus tersebut meninggal. Jadi, kami lihat ada peningkatan tingkat penularan dari tubuh dibandingkan ketika si pengidap virus masih hidup.”

McClelland menyatakan Palang Merah harus mengubah pendekatannya ketika berurusan dengan masyarakat yang mematuhi praktek-praktek pemakaman secara tradisional. Pekerja bantuan berhenti berbicara tentang manajemen jenazah dan sebaliknya berbicara tentang pemakaman yang aman dengan tetap menghormati jenazah, ujarnya.

Relawan lokal

Tim yang bertugas melaksanakan pemakaman seluruhnya terdiri dari relawan lokal, yang telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, yang sifatnya penting untuk keberhasilan tujuan yang dikehendaki, ujarnya. Secara keseluruhan, tim ini telah melaksanakan 47.000 kali pemakaman yang aman, atau lebih dari 50 persen dari total seluruh prosesi pemakaman di tiga negara itu saat terjadi wabah.

Tindakan ini, ujar McClelland, kemungkinan telah berhsil mencegah penularan infeksi virus ke lebih dari 10.000 orang, dimana virus ini dinamakan sesuai dengan nama dari sebuah sungai di Kongo dimana virus ini pertama kali berhasil diidentifikasi pada tahun 1976. [ww]

XS
SM
MD
LG