Tautan-tautan Akses

Produksi Uranium Iran Kian Dekati Level Senjata, PBB Desak Pendekatan ke Teheran


FILE - Seorang pejabat keamanan Iran dengan pakaian pelindung berjalan melalui sebagian Fasilitas Konversi Uranium di luar kota Isfahan, Iran. (Vahid Salemi, File/AP)
FILE - Seorang pejabat keamanan Iran dengan pakaian pelindung berjalan melalui sebagian Fasilitas Konversi Uranium di luar kota Isfahan, Iran. (Vahid Salemi, File/AP)

Amerika Serikat dan Rusia disebut telah membahas situasi pengembangan nuklir di Iran, tetapi tanpa melibatkan Iran. Badan Pengawas Nuklir PBB (IAEA) pun mendesak agar ada keterlibatan langsung dengan Teheran, menyusul adanya peningkatan tajam jumlah uranium yang telah diperkaya di negara tersebut.

Pada Senin (3/3), Juru Bicara Menteri Luar Negeri Iran Esmail Baghaei membenarkan bahwa isu nuklir Iran sempat dibahas dalam pertemuan Amerika Serikat-Rusia bulan lalu. Namun, ia menegaskan bahwa tidak akan ada kesepakatan apa pun tanpa melibatkan Iran secara langsung.

“(Isu nuklir Iran) telah dibicarakan (antara Rusia dan Amerika Serikat) sebagai isu internasional, tetapi yang penting, apapun yang akan dilakukan terhadap isu nuklir Iran tentunya tidak akan bisa dilakukan tanpa pendapat Iran sendiri. Sahabat Rusia kita sangat paham akan hal itu,” kata Baghaei.

Menurut laporan Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA), yang diperoleh kantor berita The Associated Press pada Rabu (26/2), Iran telah mempercepat produksi uraniumnya hingga hampir mencapai tingkat pembuatan senjata.

Produksi Uranium Iran Kian Dekati Level Senjata, PBB Desak Pendekatan ke Teheran
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:00 0:00

Hingga 8 Februari lalu, Iran disebut telah memiliki sekitar 274.8 kilogram uranium yang telah diperkaya hingga 60 persen, meningkat tajam dari 92,5 kilogram yang dilaporkan IAEA pada November sebelumnya. Angka tersebut hanya tinggal selangkah lagi menuju kadar pembuatan senjata, yakni 90 persen.

Direktur IAEA Rafael Grossim pun menyatakan perlunya pendekatan langsung dengan Iran sesegera mungkin. “Kami selalu menawarkan cara-cara teknis dan layak untuk menegaskan, mengkonfirmasi bahwa program nuklir Iran bertujuan damai,” kata Grossi dalam sebuah konferensi pers di Wina, Senin.

“Ada keraguan, ada kekhawatiran, jadi kami selalu menawarkan kepada Iran, cara-cara untuk meluruskan jika mereka percaya bahwa ada keraguan yang tidak beralasan,” tambahnya.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam konferensi pers di Wina, Austria, 3 Maret 2025. (Elisabeth Mandl/REUTERS)
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam konferensi pers di Wina, Austria, 3 Maret 2025. (Elisabeth Mandl/REUTERS)

Amerika Serikat menyatakan bahwa Iran harus dicegah mendapatkan senjata nuklir. Presiden Donald Trump bulan lalu telah menandatangi instruksi presiden untuk kembali menerapkan kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran.

“Saya benar-benar ingin melihat perdamaian, dan saya harap kita bisa melakukannya. Mereka tidak boleh punya senjata nuklir. Ini sangat sederhana. Saya tidak memberikan batasan. Satu hal saja, mereka tidak boleh punya senjata nuklir. Jikalau mereka tetap memiliki senjata itu, terlepas dari apa yang baru saja saya katakan, saya kira mereka akan menyesalinya,” ujar Trump, Selasa (4/2).

Namun, Trump mengisyaratkan bahwa Iran akan diuntungkan jika negara itu bisa meyakinkanya bahwa mereka tidak akan mengembangkan senjata nuklir, dengan mengatakan, “Mereka akan punya masa depan yang luar biasa.”

Selama ini, Iran konsisten menyatakan bahwa program nuklirnya bertujuan damai, tetapi intelijen Amerika Serikat menilai Tehran telah “mengambil langkah yang menempatkan posisinya lebih baik untuk membuat senjata nuklir, jika memilih untuk melakukannya.” [th/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG