Jerman telah menangkap seorang pria berkewarganegaraan ganda, Jerman dan Afghanistan, atas dugaan ia bertindak sebagai mata-mata Iran sewaktu bekerja untuk militer Jerman.
Kejaksaan federal Jerman, Selasa (15/1), mengidentifikasi pria itu sebagai Abdul Hamid S. Pria berusia 50 tahun itu dijadwalkan akan dihadirkan di pengadilan, Selasa.
Jaksa penuntut mengatakan, tersangka adalah editor bahasa dan penasehat masalah kebudayaan bagi militer Jerman, dan diyakini telah memberikan informasi sensitif ke dinas intelijen Iran.
Spiegel Online, situs berita berbahasa Jerman populer, mengatakan, Abdul Hamid S. dicurigai telah bekerja untuk dinas intelijen Iran selama beberapa tahun. Majalah berita Jerman, Der Spiegel, melaporkan, ia memiliki akses ke informasi sensitif karena posisinya di kemiliteran. Militer Jerman sering menggunakan penerjemah kelahiran Afghanistan untuk menemani pasukan di Afghanistan.
Penangkapannya itu terjadi sementara para pejabat intelijen di Eropa mengungkapkan keprihantinan mengenai dugaan meningkatnya serangan cyber dan aktivitas-aktivitas spionase lain.
Dinas intelejen dalam negeri Jerman melaporkan Juli lalu, Iran telah meningkatkan kemampuannya dalam melangsungkan serangan siber, sehingga menimbulkan ancaman bagi perusahaan-perusahaan dan institusi-institusi risert Jerman. [ab]