Tautan-tautan Akses

Presiden Rouhani: Perlakukan Iran dengan 'Hormat', Tidak dengan 'Ancaman'


İstanbul - <em>Cumhuriyet</em> qəzetinin redaksiyasında<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
&nbsp;
İstanbul - <em>Cumhuriyet</em> qəzetinin redaksiyasında<br /> <br /> <br /> <br /> <br /> &nbsp;

Dalam rekaman pidatonya di TV, memperingati Nowruz, Tahun Baru Persia, Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan cara terbaik untuk berunding dengan Iran adalah dengan "menghormati", tidak dengan "ancaman-ancaman dan sanksi-sanksi."

Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan Sabtu, sehari setelah pembicaraan nuklir antara Iran dan negara-negara kekuatan dunia, termasuk Amerika, terputus, menyusul kembalinya delegasi Iran, bersamaan dengan meninggalnya ibunda presiden.

Dalam rekaman pidatonya di TV, memperingati Nowruz, Tahun Baru Persia, Rouhani mengatakan, kekuatan-kekuatan asing telah memahami bahwa cara terbaik untuk berunding dengan Iran adalah dengan "menghormati", tidak dengan "ancaman-ancaman dan sanksi-sanksi."

"Negara-negara dunia dan kekuatan besar telah menyadari bahwa ancaman-ancaman dan sanksi-sanksi tidaklah efektif dan bukan pendekatan yang benar untuk memperlihatkan pengertian, persetujuan dan hormat kepada bangsa Iran. Kami telah menstabilkan hak-hak nuklir negara ini”.

Negara-negara itu telah mengadakan pertemuan di Lausanne, Swiss. Kantor Berita Iran, ISNA melaporkan, perundingan akan diadakan lagi Rabu. Tetapi Departemen Luar Negeri tidak memberi informasi hari Jumat, di mana dan kapan tepatnya pembicaraan itu akan dimulai lagi.

Iran dan negara-negara P5 + 1, Inggris, China, Perancis, Rusia, Amerika dan Jerman – menghadapi tenggat waktu tanggal 31 Maret. Dalam persetujuan itu, Iran akan membatasi pengayaan uraniumnya guna mencegah pembuatan bom nuklir. Sebagai imbalannya, negara-negara kuat itu akan mencabut sanksi-sanksinya.

XS
SM
MD
LG