Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, pada Jumat (17/1) kembali menolak upaya penyelidik untuk menanyainya atas kegagalan penerapan darurat militer, kala batas waktu penahanannya semakin dekat.
Yoon menjerumuskan Korea Selatan dalam kekacauan pada 3 Desember lalu ketika ia berusaha menerapkan darurat militer, dengan alasan perlunya memerangi ancaman dari "elemen anti-negara."
Namun upayanya hanya bertahan enam jam, karena tentara yang ia arahkan untuk menyerbu parlemen gagal menghentikan anggota parlemen untuk memilih menolak darurat militer.
Pada minggu-minggu berikutnya, Yoon dimakzulkan oleh parlemen dan menolak ditangkap saat bersembunyi di kediamannya yang dijaga, sebelum menjadi presiden pertama Korea Selatan yang ditahan.
Surat perintah penangkapan yang dikeluarkan dalam penggerebekan dini hari Rabu (15/1) di kediaman Yoon, memberi waktu penyelidik untuk menahan Yoon hanya selama 48 jam.
Namun mereka diperkirakan akan meminta surat perintah baru pada Jumat. Surat perintah baru itu kemungkinan akan memperpanjang penahanannya selama 20 hari, sehingga memberikan waktu kepada jaksa penuntut untuk meresmikan dakwaan terhadapnya.
Kantor Investigasi Korupsi (CIO) sedang menyelidiki Yoon atas kemungkinan tuduhan pemberontakan. Jika terbukti bersalah, dia terancam dipenjara seumur hidup atau dieksekusi.
Surat perintah baru tersebut, jika diajukan pada Jumat, akan membuat Yoon ditahan setidaknya sampai sidang pengadilan dan putusan untuk disetujui pada akhir pekan. Jika pengadilan menolaknya setelah sidang, dia akan dibebaskan.
CIO telah memanggil Yoon untuk diinterogasi pada pukul 10.00 pagi waktu setempat pada Jumat, kantor berita Yonhap melaporkan. Namun, pengacaranya Yoon, Yoon Kab-keun, mengatakan kepada AFP bahwa dia menolak hadir untuk hari kedua berturut-turut.
Pejabat CIO tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP.
Pengacara lainnya, Seok Dong-hyeon, mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa Yoon telah menjelaskan posisinya kepada penyelidik dan tidak punya alasan untuk menjawab pertanyaan mereka.
"Presiden tidak akan hadir di CIO hari ini. Beliau sudah cukup menyampaikan sikapnya kepada penyidik pada hari pertama," ujarnya.
Yoon diinterogasi selama berjam-jam pada Rabu, tetapi menggunakan haknya untuk diam sebelum menolak untuk diinterogasi pada hari berikutnya.
Dalam penyelidikan paralel, Mahkamah Konstitusi memutuskan apakah akan mendukung pemakzulan Yoon.
Jika itu terjadi, Yoon akan kehilangan jabatannya dan pemilu baru harus diadakan dalam waktu 60 hari.
Dia tidak menghadiri dua sidang pertama minggu ini.
Persidangan berlanjut tanpa kehadiran Yoon dan prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan. [ft/rs]