Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi melabrak Iran atas tuduhan memata-matai Yaman. Ia menegaskan bahwa Teheran akan "menanggung akibatnya" jika terus melakukannya. Ia lalu mendesak Iran untuk "mengurus masalah sendiri."
Presiden Hadi menekankan bahwa Yaman telah pulih dari kekacauan berbulan-bulan, merujuk apa yang disebutnya "keadaan yang rentan" yang harus dipertimbangkan Iran. Hadi juga memuji pasukan bersenjatanya karena telah menjaga persatuan Yaman:
Ia mengatakan bahwa tentara adalah katup pengaman yang melindungi kesatuan dan keamanan negara dan bahwa tentara tidak melayani perorangan, tetapi masyarakat.
Sejumlah rincian diberikan oleh media pemerintah tentang dugaan jaringan mata-mata yang terbongkar itu. Presiden Hadi tidak merincinya, tetapi mengancam akan "mempermalukan (Iran) di hadapan dunia" pada suatu ketika pada masa depan.
Pemerintah Iran tidak segera menanggapi tuduhan Yaman tersebut.
Para pejabat Yaman menuduh Iran pada masa lalu telah membantu pemberontak Houthi di Yaman utara. Para pemberontak telah berperang melawan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
Readktur dan penerbit veteran Arab Saudi Jamal Khashoggi mencatat bahwa Iran memiliki kebiasaan menciptakan masalah di berbagai negara dengan mendukung satu faksi melawan seluruh negeri.
Ia mengatakan, "Iran cukup sektarian. Mereka mendukung sebagian kecil dari masyarakat Yaman. Mereka memprovokasinya dan memperkuatnya, lalu masyarakat, kelompok atau komunitas itu akan bertentangan dengan rakyat mayoritas dan itu akan menimbulkan konfrontasi di tengah masyarakat."
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa campur tangan Iran "menghancurkan kesatuan masyarakat Yaman." Ia menambahkan bahwa Iran telah melakukan hal yang sama di Lebanon, Irak, dan Suriah dengan mendukung kelompok minoritas tertentu.
Analis Yaman Stephen Steinbeiser, yang mengepalai Institut Amerika bagi Kajian Yaman, menekankan bahwa Iran awalnya terlibat di Yaman dengan membuka klinik kesehatan:
"Iran, baik secara formal, atau informal, membuka sejumlah rumah sakit dan klinik kesehatan beberapa tahun lalu. Banyak daripadanya telah ditutup. Saya pikir sebagian besar ditutup mungkin karena kualitasnya cukup buruk," paparnya.
Steinbeiser menambahkan bahwa pemerintah Yaman yakin bahwa Iran mencampuri urusan negaranya, tetapi itu "sulit dibuktikan." "Kemungkinan di utara," katanya, "dan secara ideologis, itu mungkin masuk akal, tapi .... tidak ada bukti kuatnya."
Presiden Hadi menekankan bahwa Yaman telah pulih dari kekacauan berbulan-bulan, merujuk apa yang disebutnya "keadaan yang rentan" yang harus dipertimbangkan Iran. Hadi juga memuji pasukan bersenjatanya karena telah menjaga persatuan Yaman:
Ia mengatakan bahwa tentara adalah katup pengaman yang melindungi kesatuan dan keamanan negara dan bahwa tentara tidak melayani perorangan, tetapi masyarakat.
Sejumlah rincian diberikan oleh media pemerintah tentang dugaan jaringan mata-mata yang terbongkar itu. Presiden Hadi tidak merincinya, tetapi mengancam akan "mempermalukan (Iran) di hadapan dunia" pada suatu ketika pada masa depan.
Pemerintah Iran tidak segera menanggapi tuduhan Yaman tersebut.
Para pejabat Yaman menuduh Iran pada masa lalu telah membantu pemberontak Houthi di Yaman utara. Para pemberontak telah berperang melawan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
Readktur dan penerbit veteran Arab Saudi Jamal Khashoggi mencatat bahwa Iran memiliki kebiasaan menciptakan masalah di berbagai negara dengan mendukung satu faksi melawan seluruh negeri.
Ia mengatakan, "Iran cukup sektarian. Mereka mendukung sebagian kecil dari masyarakat Yaman. Mereka memprovokasinya dan memperkuatnya, lalu masyarakat, kelompok atau komunitas itu akan bertentangan dengan rakyat mayoritas dan itu akan menimbulkan konfrontasi di tengah masyarakat."
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa campur tangan Iran "menghancurkan kesatuan masyarakat Yaman." Ia menambahkan bahwa Iran telah melakukan hal yang sama di Lebanon, Irak, dan Suriah dengan mendukung kelompok minoritas tertentu.
Analis Yaman Stephen Steinbeiser, yang mengepalai Institut Amerika bagi Kajian Yaman, menekankan bahwa Iran awalnya terlibat di Yaman dengan membuka klinik kesehatan:
"Iran, baik secara formal, atau informal, membuka sejumlah rumah sakit dan klinik kesehatan beberapa tahun lalu. Banyak daripadanya telah ditutup. Saya pikir sebagian besar ditutup mungkin karena kualitasnya cukup buruk," paparnya.
Steinbeiser menambahkan bahwa pemerintah Yaman yakin bahwa Iran mencampuri urusan negaranya, tetapi itu "sulit dibuktikan." "Kemungkinan di utara," katanya, "dan secara ideologis, itu mungkin masuk akal, tapi .... tidak ada bukti kuatnya."