Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Rabu (23/10) memuji “hubungan kuat” yang terjalin antara negaranya dengan Rusia selama pertemuan dengan Vladimir Putin di sela-sela KTT BRICS.
Menurut cuplikan yang disiarkan televisi Venezuela dari Kota Kazan, Rusia, Maduro menyatakan “kekagumannya” pada Rusia atas “perjuangan melawan Nazisme,” yang merujuk pada konflik di Ukraina.
“Anda telah mampu memimpin rakyat Rusia di semua lini pertempuran global, di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, militer, politik, dan diplomatik,” tambah Maduro, yang ingin negaranya bergabung dengan BRICS.
Dimulai pada tahun 2009 dengan empat anggota, yaitu Brazil, Rusia, India, dan China, BRICS kini telah berkembang dengan menyertakan sejumlah negara berkembang lainnya seperti Afrika Selatan, Mesir, dan Iran.
Maduro mengatakan bahwa kedua negara telah membangun “hubungan yang tidak bisa dihancurkan, ikatan politik dan moral yang telah diuji selama bertahun-tahun.”
Putin mengatakan kepada Maduro bahwa Venezuela adalah “mitra yang bisa diandalkan” Moskow.
Negara Amerika Selatan itu telah lama menjadi sekutu utama Rusia. Mendiang mantan presiden Hugo Chavez mendukung Moskow selama perang di Georgia pada tahun 2008.
Maduro telah berulang kali menyatakan dukungannya kepada Rusia dan Putin; baik sebelum maupun sesudah Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada tahun 2022.
Moskow juga mendukung Caracas dalam menghadapi sanksi Amerika Serikat ketika gagal menggulingkan Maduro dari kekuasaan.
Putin juga mendukung Maduro pada bulan Juli lalu ketika pemilu, yang seluruh pelaksanaanya digugat dan ditolak oleh sebagian besar masyarakat internasional. [th/ab]
Forum