Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memulai kunjungan kenegaraan tiga hari ke Jerman pada Kamis (27/9), langkah terbaru dalam upaya memulihkan hubungan setelah lebih dari setahun mengalami ketegangan yang memuncak.
Dalam kolom opini surat kabar Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung edisi Kamis, Erdogan menyerukan hubungan bilateral "membuka halaman baru."
Penangkapan warga Jerman di Turki telah menjadi pusat pertikaian antara dua sekutu NATO itu dan Kanselir Angela Merkel diperkirakan akan menuntut pembebasan mereka, termasuk lima orang Jerman yang menurut Berlin ditahan karena alasan politik.
Catatan hak asasi manusia Turki juga dilihat sebagai hambatan utama dalam pembicaraan Erdogan dengan para pemimpin Jerman. Berlin sangat mengecam penindasan yang sedang berlangsung menyusul upaya kudeta 2016 di Turki, yang menyebabkan penangkapan puluhan ribu orang dan pemecatan banyak orang dari pekerjaan mereka.
Erdogan tahun lalu menuduh Merkel menggunakan taktik Nazi setelah Jerman menerima ribuan pengungsi politik setelah kudeta yang gagal tersebut. [as]