Laporan ketenagakerjaan terbaru di Amerika menunjukkan pertumbuhan ekonomi terlama di negara ini terus berlanjut pada laju yang sedang namun stabil. Wartawan VOA Michael Bowman melaporkan, Presiden Donald Trump mengumumkan kinerja ekonomi Amerika, sementara Washington memikirkan apa yang akan terjadi pada pemilihan paruh waktu November mendatang, ketika partai Republik akan berusaha mempertahankan mayoritasnya di kedua majelis di Kongres. Berikut laporan selengkapnya.
Kondisi ekonomi biasanya mempengaruhi sikap pemilih, dan kabar hari Jumat bahwa tingkat pengangguran di Amerika ada di bawah angka empat persen untuk pertama kalinya dalam kurun dua dasawarsa merupakan kabar baik bagi Presiden Donald Trump. Ia mengatakan, “Ada banyak lapangan kerja, banyak lapangan kerja baru, dan orang-orang yang sebelumnya tidak melakukan perekrutan selama bertahun-tahun, tiba-tiba memiliki lowongan pekerjaan.”
Presiden Trump mewarisi ekonomi yang kebanyakan tumbuh pada laju sedang selama tujuh tahun semasa pemerintahan Obama. Ekspansi ini berlanjut dan, kadang-kadang meningkat di bawah pemerintahan Trump, di mana bursa saham mengalami kenaikan hingga tingkat tertinggi pada tahun pertama ia menjabat.
“Sejak pemilu, bursa saham naik hampir 35 persen. Pikirkan hal itu. Hampir 35 persen. Pikirkanlah itu,” kata Trump.
Partai Republik menunjukkan pencapaian legislatif penting pada era Trump, yakni pemangkasan pajak federal yang dibayar oleh perusahaan dan banyak pekerja.
Ketua DPR Amerika Paul Ryan dari partai Republik mengemukakan, “Reformasi pajak memberi dampak nyata bagi pekerja kita setiap hari. Kita melihat ada bonus, kenaikan upah, tunjangan yang lebih baik. Kita melihat penghasilan yang lebih besar. Ekonomi ini berkembang, dan berkat reformasi pajak, kita menghadapi hari-hari yang lebih baik.”
Sementara itu partai Demokrat menyatakan pertumbuhan upah masih tetap lamban dan pemangkasan pajak bukannya tanpa pengorbanan. Defisit tahunan federal, yang dipangkas hingga separuhnya semasa pemerintahan Obama, kini meningkat.
Anggota DPR dari fraksi Demokrat Richard Neal mengatakan,“Ini adalah uang yang dipinjam untuk memangkas pajak para pembayar pajak terbesar. Pemangkasan pajak bukanlah pengurangan itu sendiri, kita yang membayarkannya untuk mereka.”
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi ekonomi sekarang ini dapat menjadi ujian bagi vitalitas ekspansi sekarang ini. Tingkat suku bunga merayap naik, begitu pula harga BBM. Dalam beberapa bulan belakangan ini lebih banyak terlihat gejolak dan penurunan sedang di Wall Street. Pada saat bersamaan, ketegangan dalam bidang perdagangan meningkat, khususnya antara Amerika Serikat dan China.
“Jadi jika ancaman mengenai bea impor meningkat dan benar-benar terwujud, maka ini bukan hanya akan merugikan bagi China dan Amerika Serikat.Ini akan menjadi suatu kerugian bagi ekonomi China, Amerika dan dunia. Kedua negara ini menciptakan hampir 40 persen Produk Domestik Bruto global,” kata Christine McDaniel dari George Mason University.
Dengan semakin dekatnya pemilihan paruh waktu pada November mendatang, banyak pengamat politik meramalkan pemilihan ini akan merupakan pernyataan pendapat mengenai pemerintahan oleh partai Republik pada era Trump, dengan kinerja ekonomi Amerika sebagai satu dari sekian banyak faktor yang dipertimbangkan oleh pemilih. Selama ekonomi menunjukkan angka-angka yang kokoh, namun tidak spektakuler, kalkulasinya kemungkinan besar tidak akan berubah. [uh/lt]