Tautan-tautan Akses

Presiden Tegaskan Sikap Netral dalam Pilpres 2014


Presiden Yudhoyono dalam sidang kabinet paripurna Jumat (11/7) mengatakan bahwa dirinya tidak bisa mempengaruhi hasil Pemilu Presiden (VOA/Andylala)
Presiden Yudhoyono dalam sidang kabinet paripurna Jumat (11/7) mengatakan bahwa dirinya tidak bisa mempengaruhi hasil Pemilu Presiden (VOA/Andylala)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membantah adanya anggapan bahwa dirinya dapat mempengaruhi hasil pemilihan presiden.

Presiden Yudhoyono menegaskan, dirinya memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan proses pelaksanaan Pilpres 2014 berjalan damai dan menegaskan sikap netralnya terkait pemilu presiden kali ini.

Dalam sidang kabinet paripurna di Jakarta (Jumat, 11/7) Presiden Jakarta SBY membantah jika dirinya bisa memengaruhi hasil pemilihan presiden.

“Saya ingin menyampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa posisi saya jelas. Baik secara pribadi maupun sebagai kapasitas saya sebagai kepala negara. Saya berada di tengah. Saya harus menjadi bagian dari solusi dan terus mengelola isu kritis ini dengan sebaik-baiknya. Ada yang mengira Presiden memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi hasil pemilihan presiden ini. Saya jelaskan, tidak ada sama sekali kewenangan saya. Tidak ada. Namun secara moral saya bertanggung jawab,” papar Presiden SBY.

Presiden jelaskan, UUD 1945 dan undang-undang pemilu memberikan kewenangan penuh kepada Komisi Pemilihan Umum untuk menyelenggarakan dan menetapkan hasil pemilu. Jika ada sengketa pemilu menurut Presiden, diselesaikan di Mahkamah Konstitusi.

Presiden mengingatkan masa jabatannya yang akan berakhir pada 20 Oktober 2014, dan akan dilanjutkan oleh presiden baru yang terpilih dari hasil Pilpres 2014. Ia berharap semua pihak dapat bersama-sama menepati agenda nasional tersebut.

“Saya berharap semua pihak menepati agenda nasional ini. Tidak boleh terganggu apalagi mundur dari jadwal yang telah ditetapkan. Tepat 20 Oktober nanti terjadi pergantian kepemimpinan nasional. Dari saya ke pengganti saya,” lanjutnya.

Presiden juga menyarankan kepada Ketua KPU Husni Kamil Malik, agar KPU mengundang dua pasangan capres untuk melakukan pengawasan penghitungan yang dilakukan oleh KPU.

“Rakyat Indonesia menunggu hasil penghitungan secara resmi oleh KPU. Oleh karena itu saya telah berkomunikasi dengan Ketua KPU. Saya sarankan agar KPU mengundang kedua pasang capres itu bersama tim nya untuk bersama-sama melakukan pengawasan penghitungan yang dilakukan oleh KPU,” jelas Presiden SBY.

Polri – TNI Siaga Satu

Sementara itu Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menjelaskan, Polri dan TNI tetap siaga satu hingga selesainya seluruh agenda pilpres 2014.

“Aparat Polri sebagai lini depan yang menjaga Kamtibmas dan TNI akan tetap siaga satu. Sampai kondisinya dapat dikatakan kondusif untuk melakukan pembangunan bangsa kedepan lebih baik,” kata Menko Djoko Suyanto.

Presiden menurut Djoko juga menginstruksikan kepada aparat TNI Polri mengawal proses jalannya penghitungan suara mulai dari KPU daerah hingga KPU pusat.

“ Ini penting. Hasil suara yang diberikan masyarakat, itu mengalir sama dari TPS sampai KPU pusat,” tegas Djoko Suyanto.

Kedua pasang calon capres cawapres menurut Djoko juga sudah bersepakat untuk saling menjaga agar pendukung dan simpatisan bisa menjaga suasana tetap aman. Para kandidat menurut Djoko juga sudah bersepakat untuk menempuh jalur konstitusional jika tidak sepakat dengan hasil akhir pilpres.

Presiden tambah Djoko juga meminta media massa menjernihkan suasana agar tidak menjadi keruh.

“ Teman-teman pers melalui media massa ikut mendinginkan suasana. Itu sangat penting,” kata Djoko.

XS
SM
MD
LG