Presiden sementara Venezuela Juan Guaido mengatakan, keluarganya diancam oleh rezim pemerintahan Presiden Nicolas Maduro yang menolak melepaskan jabatannya. Guaido telah menyatakan dirinya presiden sementara Venezuela menyusul protes besar-besaran menentang Maduro, yang memulai masa jabatan keduanya 10 Januari lalu setelah pemilu yang dipandang oleh banyak pihak diwarnai kecurangan.
Amerika Serikat dan negara-negara lain di kawasan itu telah mengakui Guaido sebagai presiden sementara, sedangkan China, Rusia dan Turki mendukung Maduro.
Juan Guaido mengatakan kepada para wartawan, Kamis (1/2), sebuah unit kepolisian khusus mendatangi tempat tinggalnya sewaktu ia sedang tidak berada di rumah. Mereka, katanya, minta bertemu dengan istrinya, yang waktu itu berada di rumah dengan putrinya yang berusia 20 bulan. Guaido berterima kasih kepada tetangga-tetangganya karena telah melindungi istrinya.
"Pertama, dua polisi datang dengan sepeda motor. Kemudian muncul sebuah mobil besar berwarna putih tanpa tanda-tanda khusus. Mereka mendatangi rumah saya dan mengatakan ingin menemui istri saya, Fabiana. Mereka itu anggota pasukan keamanan,” kata Guaido.
Kedatangan polisi khusus itu terjadi sewaktu Guaido berada di Universitas Venezuela, mempresentasikan pandangannya mengenai masa depan negara itu. Venezuela dirundung kemiskinan, perekonomiannya yang mengandalkan minyak sedang mengalami kemerosotan dan pemerintahnya dituding terlibat kegiatan kriminal.
Wakil Presiden AS Mike Pence, Kamis (1/2), memuji Badan Pengawasan Narkoba AS (DEA) yang menemukan kaitan antara rezim Maduro dan penyelundupan narkoba.
"Kami mendengar, penyelidikan-penyelidikan telah menarget diktator Nicholas Maduro yang pemerintahannya terlibat penyelundupan narkoba. Penyelidikan-penyelidikan itu berhasil melahikan tuduhan dan vonis bersalah terhadap beberapa anggota keluarga Maduro dan orang-orang dekatnya. DEA telah memainkan perannya, dan kini kita menyaksikan munculnya presiden sementara Venezuela,” jelasnya.
Namun pemimpin sosialis itu masih memiliki banyak pendukung di Venezuela.
Seorang perempuan pendukungnya mengatakan, "Komandan Nicolas Maduro adalah presiden sah kami. Rakyat Venezuela memilihnya pada 20 Mei 2018.”
Sementara seorang pria pendukungnya mengungkapkan, "Amerika Serikat mengambil tindakan karena ingin mengambil kekayaan Venezuela melalui Guaido. Itu tidak benar. Guaido tidak dipilih oleh rakyat.”
Militer Venezuela masih mendukung Maduro, namun sejumlah analis mengatakan, dukungan itu akan memudar karena para pemimpin militer tahu bahwa uang untuk mendanai operasi mereka semakin menyusut.
Evan Ellis, analis dari US Army War College, mengatakan, "Yang juga diketahui mereka, khususnya para pemimpin garda nasional, adalah kartel Matahari (cartel de los Soles) terlibat dalam berbagai penipuan terkait narkoba dan barang-barang ilegal di perbatasan, termasuk penyelundupan kokain. Mereka yang terlibat menghadapi resiko diekstradisi atau paling tidak, kehilang asset-aset yang mereka peroleh.”
Maduro mengatakan ia terbuka untuk mengadakan dialog dengan oposisi tetapi menolak melangsungkan pemilu baru. [ab/lt]