Tautan-tautan Akses

Presiden Prancis Berupaya Pecahkan Kebuntuan Politik Negaranya


Presiden Prancis Emmanuel Macron (depan) dan Perdana Menteri Gabriel Attal menghadiri sebuah upacara di Paris, pada 20 Maret 2024. (Foto: Ludovic Marin, Pool via AP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (depan) dan Perdana Menteri Gabriel Attal menghadiri sebuah upacara di Paris, pada 20 Maret 2024. (Foto: Ludovic Marin, Pool via AP)

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah meminta parlemen untuk merundingkan sebuah koalisi yang luas dengan "lembaga-lembaga republik" di negara tersebut. Ia berharap dapat mengakhiri kebuntuan setelah hasil pemilihan Prancis menunjukkan ketidakpastian.

"Saya meminta semua kekuatan politik yang mengakui diri mereka dalam institusi republik, supremasi hukum, demokrasi parlementer, berorientasi Eropa, dan pertahanan kemerdekaan Prancis, untuk memulai dialog yang tulus dan jujur untuk membangun mayoritas yang solid, dan menurut definisi pluralis," ujar Macron.

Kesepakatan tersebut tampaknya tampaknya dibuat untuk mengeluarkan partai pimpinan Marine Le Pen, National Rally (RN) yang beraliran ekstrem kanan. Kesepakatan itu juga secara implisit tidak mencakup partai sayap kiri Jean-Luc Melenchon, France Unbowed (LFI). LFI merupakan bagian besar dari aliansi sayap kiri Front Populer Baru, atau NFP.

NFP memiliki kursi terbanyak di Majelis Nasional pada hari Rabu (10/7). Kelompok aliran tengah Macron berada di urutan kedua, dan RN berada di urutan ketiga.

Meskipun sudah menjadi kebiasaan bagi Macron untuk meminta kelompok terbesar di parlemen untuk membentuk pemerintahan, ia tidak diwajibkan untuk melakukannya oleh konstitusi.

"Hal terbaik yang dapat ia [Macron] lakukan untuk negara pada tahap ini adalah mengizinkan kelompok yang memenangkan kursi terbanyak, Front Populer Baru, untuk memerintah. Intrik-intrik lain akan benar-benar bermasalah dan berbahaya bagi demokrasi," ujar anggota NFP, Eric Coquerel.

Pemerintahan Perdana Menteri Gabriel Attal akan tetap berkuasa seiring dengan semakin dekatnya pelaksanaan Olimpiade di Paris. Kelompok sentris Attal di parlemen sedang mencari penggantinya.

Dengan menjadi blok terbesar di Majelis Nasional, kelompok kiri Prancis ingin mengusulkan perdana menteri baru.

"Presiden menolak untuk mengakui hasil dari kotak suara, yang menempatkan Front Populer Baru di depan dalam hal suara dan kursi," kata Melenchon dalam sebuah unggahan di media sosial.

Hingga merilis suratnya pada hari Rabu, Macron tetap bungkam sejak pemilihan dan pergi untuk menghadiri KTT NATO.

Aliansi NFP yang beraliran kiri telah mengatakan bahwa mereka akan mengusulkan kandidat perdana menteri pada akhir minggu ini. Setiap calon harus menghadapi mosi percaya dari parlemen. [my/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG