Presiden Peru Francisco Sagasti, Senin (15/2), malam menyatakan ia marah dan kecewa karena 487 orang, termasuk mantan menteri kesehatan Pilar Mazzetti dan mantan menteri luar negeri Elizabeth Astete menggunakan jabatan mereka untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 di luar uji klinis.
Sagasti mengatakan dalam pidato yang ditayangkan televisi bahwa mereka diimunisasi dengan vaksin Sinopharm, yang datang secara terpisah sebagai pelengkap bagi vaksin yang digunakan dalam uji klinis di Peru.
Pemimpin Peru itu mengecam para pejabat pemerintah dalam daftar yang diberikan Cayetano Heredia University, dengan mengatakan mereka gagal memenuhi kewajiban mereka sebagai abdi masyarakat dan gagal menunjukkan loyalitas kepada Presiden Dewan Menteri serta ia sendiri.
Sagasti mengatakan daftar itu akan dikirim kepada para jaksa penuntut dan komisi investigasi yang dibentuk Menteri Kesehatan Oscar Ugarte untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil.
Sagasti mengatakan insiden itu tidak akan berdampak pada upaya negara itu untuk mendapatkan lebih banyak lagi vaksin.
Peru merupakan salah satu negara dengan jumlah korban tertinggi akibat COVID-19 di Amerika Selatan, dengan catatan lebih dari 1.235.000 kasus terkonfirmasi dan 43.703 kematian, sebut Johns Hopkin University Coronavirus Resource Center. [uh/ab]