Presiden Komite Palang Merah Internasional sedang berada di Yaman untuk menekankan apa yang dikatakan Palang Merah sebagai krisis kemanusiaan parah di negara itu.
Peter Maurer hari Sabtu (8/8) mengatakan kepada wartawan di ibukota Sana’a yang dikuasai pemberontak, ia ingin “memastikan bahwa hukum dan prinsip-prinsip kemanusiaan dihargai selama perang”.
Maurer berencana untuk bertemu dengan semua pihak yang berperang di Yaman.
Pemberontak Shiah-Houthi yang didukung Iran merebut Sana’a bulan September lalu dan menguasai Aden kota pelabuhan penting di selatan pada bulan Maret memaksa pemerintah Presiden Abdu Rabu Mansour Hadi yang didukung negara-negara Barat melarikan diri ke Arab Saudi.
Serangan-serangan udara pimpinan Arab Saudi dan pertempuran di darat antara pemberontak Houthi dan pasukan pro pemerintah meningkatkan kesengsaraan di Yaman. Menurut PBB sekitar 80 % penduduk membutuhkan bantuan pangan dan kemanusiaan.
Pejuang pro pemerintah telah membuat kemajuan melawan pemberontak Houthi dalam beberapa minggu terakhir termasuk merebut kembali Aden. Ini tampaknya akan membuat pengiriman pasokan yang sangat dibutuhkan akan lebih cepat dan efisien. Tapi pemberontak Houthi masih menguasai Yaman utara dan upaya-upaya PBB untuk mengadakan perundingan damai belum berhasil.