Presiden Nigeria Goodluck Jonathan memerintahkan para pejabat senior keamanan agar melakukan segala cara yang mungkin demi membebaskan lebih dari 200 siswi yang bulan lalu diduga diculik ekstremis Islamis.
Dalam siaran televisi hari Minggu (4/5), Jonathan berjanji, “Di manapun para siswi itu berada, kami akan menyelamatkan mereka.”
Presiden Jonathan mengatakan ini adalah masa “penuh percobaan” dan “menyakitkan”, dan menghimbau kerjasama para orangtua, wali dan warga lokal dalam upaya penyelamatan.
Penasihat Presiden Reuben Abati mengatakan Jonathan mengeluarkan instruksi itu hari Minggu setelah mengadakan pembicaraan tertutup dengan pimpinan dinas keamanan, pejabat senior serta kepala sekolah yang murid-muridnya diculik itu.
Abati mengatakan presiden telah memberi perintah sangat jelas bahwa apapun harus dilakukan untuk memastikan siswi-siswi itu dibebaskan dalam keadaan selamat.
Penculikan massal tersebut terjadi pada 15 April, sewaktu orang-orang bersenjata menyerang kota Chibok di negara bagian Borno.
Sekitar 50 dari 276 remaja putri yang diculik kabarnya berhasil melarikan diri.
Penculikan itu dituding dilakukan kelompok Islamis militan Boko Haram, yang pemberontakannya selama lima tahun ini telah menewaskan ribuan orang. Kelompok itu diketahui telah menculik perempuan-perempuan muda untuk dijadikan pelayan dan mata-mata.
Pers setempat telah melaporkan bahwa sebagian remaja putri yang diculik itu telah dijual sebagai istri para anggota kelompok militan itu.
Para tokoh masyarakat di Chibok menyatakan mereka meyakini sebagian remaja putri itu telah dipindahkan keluar negara itu menuju Kamerun dan Chad.
Dalam siaran televisi hari Minggu (4/5), Jonathan berjanji, “Di manapun para siswi itu berada, kami akan menyelamatkan mereka.”
Presiden Jonathan mengatakan ini adalah masa “penuh percobaan” dan “menyakitkan”, dan menghimbau kerjasama para orangtua, wali dan warga lokal dalam upaya penyelamatan.
Penasihat Presiden Reuben Abati mengatakan Jonathan mengeluarkan instruksi itu hari Minggu setelah mengadakan pembicaraan tertutup dengan pimpinan dinas keamanan, pejabat senior serta kepala sekolah yang murid-muridnya diculik itu.
Abati mengatakan presiden telah memberi perintah sangat jelas bahwa apapun harus dilakukan untuk memastikan siswi-siswi itu dibebaskan dalam keadaan selamat.
Penculikan massal tersebut terjadi pada 15 April, sewaktu orang-orang bersenjata menyerang kota Chibok di negara bagian Borno.
Sekitar 50 dari 276 remaja putri yang diculik kabarnya berhasil melarikan diri.
Penculikan itu dituding dilakukan kelompok Islamis militan Boko Haram, yang pemberontakannya selama lima tahun ini telah menewaskan ribuan orang. Kelompok itu diketahui telah menculik perempuan-perempuan muda untuk dijadikan pelayan dan mata-mata.
Pers setempat telah melaporkan bahwa sebagian remaja putri yang diculik itu telah dijual sebagai istri para anggota kelompok militan itu.
Para tokoh masyarakat di Chibok menyatakan mereka meyakini sebagian remaja putri itu telah dipindahkan keluar negara itu menuju Kamerun dan Chad.