Tautan-tautan Akses

Presiden Marcos Jr.: Filipina Tidak Cari Masalah tapi akan Bela Perairannya dari Agresi China


Kapal penjaga pantai China memblokir kapal Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan Filipina (BFAR) saat kapal tersebut berlayar di dekat pintu masuk Scarborough Shoal yang dikuasai China di Laut Cina Selatan yang disengketakan, 22 September 2023. (Ted ALJIBE / AFP)
Kapal penjaga pantai China memblokir kapal Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan Filipina (BFAR) saat kapal tersebut berlayar di dekat pintu masuk Scarborough Shoal yang dikuasai China di Laut Cina Selatan yang disengketakan, 22 September 2023. (Ted ALJIBE / AFP)

Presiden Filipina, Jumat (29/9) mengatakan negaranya tidak menginginkan konfrontasi, tetapi akan membela kuat perairannya setelah garda pantainya menyingkirkan penghalang apung yang dipasang China di sebuah kawasan perairan dangkal di Laut China Selatan.

Ini adalah pertama kalinya Presiden Ferdinand Marcos Jr. berbicara terbuka mengenai pemasangan penghalang sepanjang 300 meter di arah mulut Scarborough Shoal oleh China yang kemudian dibongkar atas perintahnya.

“Kami tidak mencari masalah namun yang akan kami lakukan adalah terus membela wilayah maritim Filipina dan hak-hak nelayan kami, yang telah menangkap ikan di daerah-daerah tersebut selama ratusan tahun,” kata Marcos menanggapi pertanyaan dalam konferensi pers di provinsi bagian selatan, Surigao del Norte.

Perselisihan terbaru antara China dan Filipina di Laut China Selatan, salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia, terjadi setelah Marcos memutuskan awal tahun ini untuk mengizinkan perluasan kehadiran militer AS di Filipina berdasarkan pakta pertahanan 2014.


Prospek mengenai lebih banyak pasukan Amerika di kamp-kamp militer lokal di bagian utara Filipina yang berseberangan dengan Taiwan dan kawasan selatan China membuat Beijing khawatir dan marah.

Setelah garda pantai Filipina menyingkirkan tali dan jaring pembatas di mulut Scarborough Shoal, kapal-kapal nelayan Filipina memasuki laguna dangkal di sana dan menangkap sekitar 164 ton ikan dalam satu hari saja, kata Marcos.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan pada konferensi pers di Beijing pada hari Rabu (29/9) bahwa daerah itu “merupakan teritori kepentingan China.”

Meskipun Marcos telah berupaya untuk menormalkan hubungan dengan China, sengketa teritorial yang telah lama terjadi itu membuat negara-negara bertetangga di Asia tersebut berpotensi menimbulkan konflik, dengan pemimpin Filipina bertekad bahwa negaranya tidak akan menyerahkan “barang satu inci pun” teritori di perairan strategis itu.

Sikap Marcos yang lebih konfrontatif ini kontras dengan sikap pendahulunya, Rodrigo Duterte, yang menjalin hubungan bersahabat dengan China dan Rusia sambil kerap mengkritik AS dan kebijakan-kebijakan keamanan Barat. [uh/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG