Tautan-tautan Akses

Presiden Korsel Mengasingkan Diri


Presiden Korea Selatan Park Geun-hye (Foto: dok).
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye (Foto: dok).

Para pemimpin oposisi telah menyatakan kekhawatiran mereka bahwa Kementerian Kehakiman, yang bekerja di bawah cabang eksekutif, memiliki terlalu banyak hubungan dengan presiden sehingga tidak bisa melakukan investigasinya sendiri yang kredibel.

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mungkin telah dinyatakan bersalah oleh masyarakat atas tuduhan terlibat dalam skandal penyalahgunaan kewenangan. Tetapi kemajuan dalam kasus hukum terhadapnya berjalan lambat.

Park pekan ini menunjuk pengacara Yoo Yeong-ha, yang segera meminta penundaan rencana jaksa menginterogasi Park. Yoo beralasan ia perlu waktu untuk melakukan persiapan, dan menyatakan bahwa presiden mungkin akan mendesak agar pertanyaan-pertanyaan diajukan dan dijawab secara tertulis, daripada harus berhadapan langsung dengan para investigator.

Hari Kamis, Majelis Nasional meloloskan legislasi mengenai pembentukan dewan khusus yang independen untuk melakukan penyelidikan terpisah selain investigasi yang sedang dilakukan para jaksa dari Kementerian Kehakiman.

Para pemimpin oposisi telah menyatakan kekhawatiran mereka bahwa Kementerian Kehakiman, yang bekerja di bawah cabang eksekutif, memiliki terlalu banyak hubungan dengan presiden sehingga tidak bisa melakukan investigasinya sendiri yang kredibel.

“Presiden Park memiliki kewenangan atas personel. Ada keterbatasan bagi penyelidikan kejaksaan. Akibatnya, untuk menginvestigasi Presiden Park, penyelidikan khusus harus dilakukan,” kata Kim Jun-seoul, profesor ilmu politik di Universitas Dongguk di Seoul.

Presiden Korea Selatan itu tampaknya berniat menuntaskan masa jabatan lima tahunnya yang akan berakhir tahun depan, meskipun ada protes besar-besaran selama berminggu-minggu, meningkatnya seruan di Majelis Nasional agar ia mengundurkan diri atau dimakzulkan, dan tingkat dukungan terhadapnya merosot menjadi antara lima dan 10 persen.

Partai-partai oposisi yang menguasai mayoritas di Majelis Nasional menyatakan taktik mengulur waktu Park hanya menunda sesuatu yang tak terelakkan lagi. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG