Tautan-tautan Akses

Presiden Korsel Hindari Pemeriksaan, Pendukungnya Hadapi Tuntutan Akibat Mengamuk di Pengadilan


Para pendukung Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol memasuki Pengadilan Distrik Barat Seoul di Seoul pada 19 Januari 2025, setelah pengadilan memperpanjang penahanan pemimpin yang dimakzulkan tersebut. (YONHAP / AFP)
Para pendukung Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol memasuki Pengadilan Distrik Barat Seoul di Seoul pada 19 Januari 2025, setelah pengadilan memperpanjang penahanan pemimpin yang dimakzulkan tersebut. (YONHAP / AFP)

Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, menolak untuk diinterogasi oleh para penyelidik pada hari Senin (20/1) dalam penyelidikan apakah ia melakukan pemberontakan, sementara puluhan pendukungnya menghadapi dakwaan mengamuk di sebuah gedung pengadilan.

Pihak berwenang mengatakan bahwa keamanan ditingkatkan di Pusat Penahanan Seoul di mana Yoon ditahan sebagai tahanan prapersidangan di Mahkamah Konstitusi yang mengadakan sidang pemakzulan untuk memutuskan apakah akan mencopot Yoon secara permanen dari jabatannya.

Yoon berencana menghadiri sidang pemakzulan yang akan datang, termasuk sidang pada hari Selasa, kata salah satu pengacaranya, Yoon Kab-keun.

Yoon menjadi presiden Korea Selatan pertama yang masih menjabat dan ditangkap minggu lalu, karena deklarasi darurat militernya yang hanya berlangsung singkat pada 3 Desember.

Para penyelidik pada hari Senin mengunjungi pusat penahanan untuk membawanya guna diinterogasi “dengan paksa,” tetapi menghentikan upaya tersebut sekitar pukul 21.00 setelah Yoon berulang kali menolak untuk mematuhi penyelidikan, kata Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) dalam sebuah pernyataan.

CIO, yang memimpin penyelidikan kriminal, mengatakan akan mengambil langkah-langkah hukum termasuk menegakkan kembali panggilan.

Pada hari Minggu, Yoon secara resmi diproses untuk ditahan, termasuk pengambilan foto dirinya, setelah pengadilan menyetujui surat perintah penahanan, dengan alasan kekhawatiran tersangka dapat menghancurkan barang bukti.

Menyusul keputusan tengah malam, para pendukung Yoon yang marah menyerbu gedung Pengadilan Distrik Barat Seoul pada hari Minggu pagi, menghancurkan properti dan bentrok dengan polisi yang terkadang kalah jumlah dengan massa yang menggunakan barikade yang rusak untuk menyerang mereka.

Dari 90 orang yang ditahan setelah bentrokan itu, polisi berencana untuk menahan 66 orang dengan tuduhan masuk tanpa izin, menghalangi tugas resmi dan menyerang petugas polisi, demikian dilaporkan kantor berita Yonhap.

Pelaku lainnya masih diidentifikasi dan polisi juga akan mengambil tindakan hukum terhadap mereka, kata pelaksana tugas Menteri Kehakiman Kim Seok-woo kepada komite kehakiman parlemen.

Pelaksana Tugas Presiden Choi Sang-mok menyatakan penyesalan yang mendalam atas “kekerasan ilegal” di gedung pengadilan dan juga mendesak polisi untuk menegakkan hukum secara tegas untuk mencegah terulangnya kejadian pada hari Minggu.

Kerusuhan ini terjadi di tengah krisis politik terburuk di Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir, yang telah mengguncang negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia ini.

Bank sentral Korea Selatan pada hari Senin menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2025 menjadi antara 1,6% dan 1,7%, turun dari 1,9% yang diperkirakan pada bulan November, dengan alasan ketidakpastian politik. [my/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG