JAKARTA —
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memutuskan penanganan cepat para pengungsi akibat bencana erupsi Gunung Sinabung. Bertempat di halaman komplek Gereja Paroki Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatra Utara Jumat (24/1), Presiden di depan para pengungsi memastikan, untuk para pengungsi yang bekerja di sektor pertanian dan peternakan, pemerintah dapat memberikan bantuan dalam jumlah yang tepat dan bisa meringankan beban para pengungsi.
“Saya sudah bicara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa kali. Yang terakhir tadi pagi (Jumat, 24/1). Yang memiliki pinjaman kepada bank dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Sumut, akan dilakukan penjadwalan ulang (utang pinjaman). Kemudian masih bisa meminjam kembali untuk pinjaman baru. Dan bahkan yang betul-betul terdampak langsung, dan rusak benar pertanian, peternakan dan perkebunannya itu, maka bunga pinjaman akan dihapuskan,” kata Presiden Bambang Yudhoyono.
Presiden menekankan khususnya kepada OJK dan Bank Indonesia serta pihak terkait untuk maksimal dalam membantu para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung ini.
“Prinsipnya marilah kita bantu. Dan negara wajib membantu. saya sudah mencoba apakah ada kebijakan way out pemutihan atau penghapusan kredit, OJK dan Bank Indonesia mengatakan harus ada syarat-syarat tertentu. Nah pikiran saya kalo memang ada keterbatasan perbankan, yang penting ada yang dilakukan perbankan tapi pemerintah juga bisa memberikan bantuan-bantuan yang kita anggap tepat,” lanjut Presiden.
Sejumlah langkah penanganan bencana dalam jangka pendek lainnya yang akan dilakukan selama dua bulan ke depan, menurut Presiden, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tetap menangani bantuan logistik dan kesehatan dengan dibantu pemda setempat. Presiden juga menyoroti masalah pendidikan anak-anak pengungsi dengan memberikan bantuan beasiswa bagi anak pengungsi dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Presiden meminta bagi anak-anak yang menjadi korban bencana ini jangan sampai ada yang putus sekolah. Kepada para pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Presiden meminta agar bersabar atas musibah yang saat ini tengah terjadi.
“Saya hanya minta bapak, ibu, anak-anak yang sabar. Ini musibah. Ini (kehendak) Tuhan. Tentunya tidak ada yang menginginkan, tapi kalo kita sabar dan tabah sambil kita (Pemerintah) memberikan bantuan. Sambil kita mencarikan solusinya maka percayalah pasti ada solusi yang baik,” demikian himbauan Presiden.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima VOA menjelaskan Presiden telah menginstruksikan agar BNPB memegang kendali penuh dalam penanganan pengungsi Sinabung. Untuk kebijakan jangka menegah dalam 1 atau 2 tahun kedepan sudah harus dilakukan relokasi bagi warga yang bermukim di radius 3 kilometer dari puncak Gunung Sinabung. Sutopo menambahkan, diperlukan lahan seluas 25 hektar di daerah yang berjarak 5 hingga 7 kilometer untuk pembangunan hunian tetap bagi 1000 kepala keluarga. Saat ini menurut Sutopo sudah diperoleh 15 hektar di daerah aman, sehingga masih diperlukan 10 hektar lagi untuk membangun pemukiman baru warga. Presiden juga menginstruksikan kepada BNPB lanjutnya, agar penggunaan uang negara ratusan miliar rupiah, bisa dipergunakan dengan baik dan bertanggung jawab.
Sejak Kamis (23/01) hingga Jumat (24/01) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berada di Kabupaten Karo Sumatera Utara untuk melihat dari dekat kondisi pengungsi erupsi Gunung Sinabung. Presiden pada Kamis malam menggelar rapat terbatas membahas opsi penanganan menyeluruh dampak erupsi Gunung Sinabung di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara. Rapat terbatas dihadiri beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2 diantaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie serta Kepala BNPB Syamsul Maarif, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dan Bupati Karo Karo Surbakti.
Selama di Kabupaten Karo, Presiden yang juga didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono menginap di tenda milik BNPB yang didirikan di Gereja Paroki Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
“Saya sudah bicara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa kali. Yang terakhir tadi pagi (Jumat, 24/1). Yang memiliki pinjaman kepada bank dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Sumut, akan dilakukan penjadwalan ulang (utang pinjaman). Kemudian masih bisa meminjam kembali untuk pinjaman baru. Dan bahkan yang betul-betul terdampak langsung, dan rusak benar pertanian, peternakan dan perkebunannya itu, maka bunga pinjaman akan dihapuskan,” kata Presiden Bambang Yudhoyono.
Presiden menekankan khususnya kepada OJK dan Bank Indonesia serta pihak terkait untuk maksimal dalam membantu para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung ini.
“Prinsipnya marilah kita bantu. Dan negara wajib membantu. saya sudah mencoba apakah ada kebijakan way out pemutihan atau penghapusan kredit, OJK dan Bank Indonesia mengatakan harus ada syarat-syarat tertentu. Nah pikiran saya kalo memang ada keterbatasan perbankan, yang penting ada yang dilakukan perbankan tapi pemerintah juga bisa memberikan bantuan-bantuan yang kita anggap tepat,” lanjut Presiden.
Sejumlah langkah penanganan bencana dalam jangka pendek lainnya yang akan dilakukan selama dua bulan ke depan, menurut Presiden, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tetap menangani bantuan logistik dan kesehatan dengan dibantu pemda setempat. Presiden juga menyoroti masalah pendidikan anak-anak pengungsi dengan memberikan bantuan beasiswa bagi anak pengungsi dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Presiden meminta bagi anak-anak yang menjadi korban bencana ini jangan sampai ada yang putus sekolah. Kepada para pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Presiden meminta agar bersabar atas musibah yang saat ini tengah terjadi.
“Saya hanya minta bapak, ibu, anak-anak yang sabar. Ini musibah. Ini (kehendak) Tuhan. Tentunya tidak ada yang menginginkan, tapi kalo kita sabar dan tabah sambil kita (Pemerintah) memberikan bantuan. Sambil kita mencarikan solusinya maka percayalah pasti ada solusi yang baik,” demikian himbauan Presiden.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima VOA menjelaskan Presiden telah menginstruksikan agar BNPB memegang kendali penuh dalam penanganan pengungsi Sinabung. Untuk kebijakan jangka menegah dalam 1 atau 2 tahun kedepan sudah harus dilakukan relokasi bagi warga yang bermukim di radius 3 kilometer dari puncak Gunung Sinabung. Sutopo menambahkan, diperlukan lahan seluas 25 hektar di daerah yang berjarak 5 hingga 7 kilometer untuk pembangunan hunian tetap bagi 1000 kepala keluarga. Saat ini menurut Sutopo sudah diperoleh 15 hektar di daerah aman, sehingga masih diperlukan 10 hektar lagi untuk membangun pemukiman baru warga. Presiden juga menginstruksikan kepada BNPB lanjutnya, agar penggunaan uang negara ratusan miliar rupiah, bisa dipergunakan dengan baik dan bertanggung jawab.
Sejak Kamis (23/01) hingga Jumat (24/01) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berada di Kabupaten Karo Sumatera Utara untuk melihat dari dekat kondisi pengungsi erupsi Gunung Sinabung. Presiden pada Kamis malam menggelar rapat terbatas membahas opsi penanganan menyeluruh dampak erupsi Gunung Sinabung di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara. Rapat terbatas dihadiri beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2 diantaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie serta Kepala BNPB Syamsul Maarif, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dan Bupati Karo Karo Surbakti.
Selama di Kabupaten Karo, Presiden yang juga didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono menginap di tenda milik BNPB yang didirikan di Gereja Paroki Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.